Indonesia harus Mampu Memanfaatkan Bonus Demografi 2030
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebutkan masyarakat yang sehat merupakan salah satu modal dalam menyambut bonus demografi yang akan dimiliki Indonesia mulai tahun 2030.
Budi mengatakan Indonesia harus mampu memanfaatkan bonus demografi 2030 dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, sehat, dan cerdas. Kesehatan sendiri, menurut Budi, adalah merupakan hak dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan dengan menjalankan transformasi kesehatan khususnya pada pilar transformasi layanan primer.
“Jadi sangat jelas untuk menciptakan penduduk yang sehat kita harus menjaganya tetap sehat. Kita harus fokus untuk membuat mereka bahagia, Kita harus fokus pada pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas daripada rumah sakit,” sebut Budi pada Diskusi The 2024 Asia Pacific Human Development Report di Jakarta beberapa waktu lalu.
Budi menyoroti perlunya meningkatkan promosi kesehatan daripada hanya merespons ketika masyarakat sudah terlanjur sakit dan harus mengonsumsi berbagai obat yang mahal. Budi menyadari hal tersebut bukanlah tugas yang mudah karena kesehatan memiliki keterkaitan dengan berbagai sektor lainnya, seperti pangan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan, dan keuangan, yang kadang sulit untuk dijaga keseimbangannya.
Budi menyebutkan transformasi sistem kesehatan memerlukan kolaborasi dengan banyak sektor dan pemangku kepentingan.
“Oleh karena itu, saya ingin menegaskan kembali bahwa Kementerian Kesehatan ingin memperkuat kolaborasi dengan mitra untuk mendukung transformasi sistem kesehatan,” tambah Budi.
Budi mengungkapkan di Indonesia bonus demografi akan terjadi pada tahun 2030 dan diperkirakan sekitar 68 persen dari 200 juta jiwa orang Indonesia akan berada dalam masa produktif. Jika gagal memanfaatkan bonus demografi, maka akan sulit bagi suatu negara untuk berubah menjadi negara berpendapatan tinggi dan akan terjebak selamanya dengan pendapatan rendah
“Tinggal tujuh tahun lagi. Jika kita sebagai pengambil kebijakan di Indonesia gagal mendapatkan bonus demografi, maka peluang anak-anak kita untuk menjadi bangsa maju akan hilang,” tutup Budi.(*)