BATAM (sijori.id) - Kue seperti foto diatas ialah bikinan Batam. Asli.

Semprong, demikian disebut.

Di Jawa ada juga kue dengan nama semprong. Bedanya di Jawa lebih panjang. Ya, sekira panjang jari orang dewasa begitulah.

Bikinnya, adonan digapit dengan tembaga panas lalu digulung. Yang tidak digulung disebut ya kue gapit. Sederhana seperti itu.

Yang di gulung disebut semprong.

Semprong sendiri ialah sebuah untuk tabung kaca yang diletak untuk menutupi api pada lampu teplok. Itu loh, lampu minyak dengan sumbu pipih yang dulu, jaman si mbah, ditempel di dinding. Makanya disebut lampu teplok. Teplok, nempel.

Adakah hubungan dua semprong itu? Entahlah.

Kita bicara kue semprong seperti di gambar saja. Rasanya gurih. Rasanya kelapa banget. Begitu dibuka, tak meunggu lama langsung ludes.

Kemasannya pun oke punya, ya.

Potongannya pendek. Memudahkan untuk dimakan, tidak perlu meninggalkan sisa untuk dipegang.

Hitokuchi, demikian orang Jepang sebut. Hito merujuk hitotsu atau satu kuchi ialah mulut. Sekali masuk mulut.

Semprong ini diproduksi oleh CV Karya Cipta Sukses, Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Sesuai namanya, kepalauan maka pohon kelapa banyak tumbuh di sini. Cocoklah sebagai kudapan khas.

Di setiap roll / semprong itu, untuk rasa origonal ditaburi wijen hitam.

Gimana? sudah pernah coba?! Coba deh...