Kapal Sipil Melintas Laut Hitam

Pratiwi - Selasa, 01 Agustus 2023 14:57 WIB
ilustrasi

(sijori.id) - Setidaknya enam kapal sipil dilaporkan nekad menerebos blokade Rusia di Laut Hitam. Diawali kapal milik Israel mereka bergerak ke pelabuhan di wilayah Ukraina.

Sumber intelijen terbuka dari data pelacakan angkatan laut menunjukkan kapal dari Israel Ams1 telah memasuki cabang Danube Ukraina pada 30 Juli 2023 malam. Kemudian diikuti Sahin 2 dari Yunani dan Yilmaz Kaptan yang kemungkinan dari Turkiye atau Georgia. Mereka berlayar dengan rute langsung di atas Laut Hitam dan secara terbuka meunjukkan tujuan mereka melalui transporder kapal.

Euromadan Press melaporkan, kapal-kapal ini tampaknya berlayar bebas di atas Laut Hitam dan mengabaikan dugaan ancaman bahwa Rusia akan memperlakukan kapal apa pun yang menuju Ukraina sebagai target potensial.

Pemantau laut dengan sumber terbuka Markus Jonsson menguatkan posisi kapal dengan citra satelit. Dan an menemukan bahwa lokasi transponder mereka cocok dengan posisi sebenarnya.

Markus juga menyebut pesawat anti-kapal P8 Posedion Amerika terus terbang untuk memantau situsi. Pesawat itu melakukan pengisian bahan bkar di udara di langit Rumania. Pengintaian tambahan juga disediakan oleh drone pengintai RQ-4.

Setelah tiga kapal pertama yang masuk Ukraina, tiga lagi menyusul yakni Sealock, Bosphorus Queen, dan Afer. Mereka juga telah menyeberangi perairan Laut Hitam menuju pelabuhan Ukraina di Danube. Johnsons menyebut keenam kapal tersebut berada di bawah manajemen Turkiye.

Sementara itu, redaktur BlackSeaNews Andrii Klymenko justru mengamati jumlah kapal justru lebih banyak yakni mencapai 16. Sebagian besar berada di wilayah perairan Rumania. Dia percaya bahwa istilah "blokade" tidak berlaku untuk tindakan Rusia di Laut Hitam. Ini karena kapal perang tidak benar-benar terlibat dalam tindakan balasan apa pun. Mereka sejauh ini hanya berusaha mengintimidasi kapal sipil.

Secara khusus, sebuah kapal perang Rusia memberi tahu sebuah kapal bahwa berlayar ke Ukraina dapat membuatnya diperlakukan sebagai target militer. Hal ini ditunjukkan dari sebuah rekaman audio pencegatan yang dibagikan oleh pejabat Ukraina pada 28 Juli.

Dalam komunikasi tersebut sebuah kapal Rusia menggunakan saluran terbuka untuk menghubungi kapal yang lewat di dekat salah satu pelabuhan Ukraina. Kapal Rusia bertanya tentang afiliasi kapal, muatan apa yang dibawanya, dan apakah ada senjata di dalamnya. Kemudian, disebutkan bahwa setiap transportasi ke Ukraina dianggap Federasi Rusia sebagai potensi transportasi kargo militer. Juga diberitahu negara yang benderanya digunakan kapal tersebut akan dianggap Rusia terlibat dalam perang.

Masih terkait dengan ekspor gandum dari Ukraina, dilaporkan bahwa negara tersebut telah mencapai kesepakatan dengan Kroasia. Kedua negara menyepakati kemungkinan menggunakan pelabuhan Kroasia di Danube dan Laut Adriatik untuk ekspor biji-bijian Ukraina.

Menteri luar negeri Ukraina Dimitry Kuleba membuat pengumuman tersebut setelah melakukan pembicaraan dengan timpalannya dari Kroasia pada 31 Juli.

Kuleba mengatakan menanggapi penarikan Rusia dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam bulan ini, Kroasia memperpanjang tawaran untuk memanfaatkan jaringan kereta api dan pelabuhannya di sepanjang Laut Adriatik sebagai rute alternatif . Ukraina mengatakan sekitar 180.000 ton biji-bijian hancur dalam sembilan hari serangan Rusia. (*)

Tags Laut HitamBagikan

RELATED NEWS