Kenalan dengan Mohsen Bahmani, Penemu Iran di Balik Teknologi Mesin Terbang Tanpa Baling-baling
IRAN (sijori.id) - Dunia teknologi kini menyoroti sosok Mohsen Bahmani, insinyur dan penemu asal Iran yang sedang mengembangkan sistem propulsi tanpa baling-baling—sebuah inovasi yang berpotensi merevolusi cara manusia terbang. Lulusan Karlsruhe Institute of Technology (KIT) di Jerman ini dikenal sebagai sosok visioner yang berani menantang hukum konvensional aerodinamika.
Mesin rancangan Bahmani bekerja dengan prinsip dasar hukum ketiga Newton: setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah. Namun alih-alih menggunakan udara atau gas pendorong seperti turbin dan baling-baling, sistem ini menghasilkan gaya dorong dari perubahan arah gerak massa di lintasan tertutup. Teknologi ini, menurut Bahmani, dapat menciptakan dorongan tanpa memerlukan media eksternal, sekaligus dua kali lebih efisien dan jauh lebih senyap dibanding mesin baling-baling konvensional.
Nama Bahmani pertama kali mencuri perhatian dunia pada usia 17 tahun. Saat itu ia menciptakan sepatu apung yang memungkinkan manusia berjalan di atas air—sebuah inovasi yang membuatnya meraih penghargaan internasional dan menarik minat perusahaan Italia yang kemudian membeli hak patennya. Sejak itu, ia terus menekuni riset tentang gaya dorong dan sistem propulsi alternatif.
Kini, fokus utamanya adalah membawa teknologi propulsi reaktif tanpa baling-baling ke dunia penerbangan. Prototipe awalnya telah diuji pada drone berukuran kecil dengan hasil menjanjikan: stabil, efisien, dan tanpa suara bising. Dari hasil uji itu, Bahmani berencana mengembangkan skala lebih besar, termasuk taksi terbang masa depan yang bisa mengangkut manusia tanpa baling-baling terbuka.
Selain bekerja di laboratoriumnya di Jerman, Bahmani juga menjalin kerja sama dengan perusahaan otomotif mewah Mansory untuk mengembangkan konsep kendaraan terbang futuristik bernama Empower. Kolaborasi ini menggabungkan desain elegan khas Mansory dengan sistem propulsi tanpa baling-baling milik Bahmani.
“Selama lebih dari satu abad, manusia mengandalkan baling-baling dan turbin untuk bisa terbang,” kata Bahmani. “Saya ingin membuktikan bahwa kita bisa menembus batas itu.”
Jika penelitiannya berhasil dikomersialisasikan, dunia mungkin akan memasuki babak baru dalam sejarah penerbangan—di mana mesin senyap tanpa baling-baling menjadi simbol masa depan transportasi udara yang efisien, aman, dan ramah lingkungan. (*)
