Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir: Rawat Persatuan Bangsa

Pratiwi - Selasa, 17 Mei 2022 15:06 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir

SLEMAN (sijori.id) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir mengingatkan agar seluruh komponen anak bangsa untuk terus merawat persatuan dan kebinekaan di tengah pembelahan politik. Sebabnya, selama ini selalu mengibarkan perseteruan ideologis yang tidak berkesudahan sehingga membawa bangsa masuk ke jurang disrupsi kebangsaan dan rawan bagi bangsa Indonesia.

“Kita akan maju manakala kita bersatu, jika berpecah belah dan salah kaprah akan menjadi negeri yang bermasalah,” kata Haedar Nashir pada acara syawalan UGM dan Kagama yang bertajuk Merawat Ukhuwah dan Meneguhkan NKRI di Balairung UGM, Minggu (15/5).

Pada acara syawalan ini dilaksanakan secara terbatas dimana peserta mengikuti syawalan secara luring dan daring melalui platform video conference zoom meeting.

Menurut Haedar Nashir, bangsa Indonesia memiliki energi kolektif yang masih kokoh untuk dijadikan kekuatan bersatu dalam semangat gotong royong dan memiliki spirit syawalan seperti sekarang ini.

Namun demikian, kata Haedar persatuan dan semangat kebersamaan menurutnya sering dirusak oleh aktor petualang politik dan buzzer yang nir etika dan pertanggungjawaban moral.

“Politik hanya menjadi urusan kapital kekuasaan, minus kenegarawanan untuk mengembangkan ide, public goal dan visi keIndonesiaan menyatukan, mendamaikan, dan memajukan,” paparnya.

Ia menyambut baik adanya tradisi kegiatan syawalan dan halal bihalal yang berlangsung di tengah masyarakat kita dimana syawalan adalah tradisi luhur masyarakat Indonesia untuk menjalin persaudaraan di momen Idulfitri.

“Idulfitri bagi kaum muslim jadi ritual ibadah, namun syawalan dan halal bihalal jadi tradisi sosial inklusif sebagai kanal sosial memupuk persaudaraan dan persatuan seluruh komponen anak bangsa, tempat berteduh anak negeri dalam suasana damai yang penuh arti,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu ia berpesan keluarga besar UGM melalui alumninya yang tergabung bisa memobilisasi kekuatan mencerahkan akal budi bangsa.

Menurutnya sangat penting bagi UGM dan kampus lain di Indonesia meneguhkan posisi dan peran sebagai suluh moral dan kemajuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang berkeadaban berdasarkan nilai Pancasila, agama, dan kebudayaan nasional menjadi basis.

“Kita punya potensi SDM menguasai iptek dalam lingkup pergaulan yang luas di seantero negeri dan mancanegara termasuk keluarga besar UGM, merekalah pewaris Indonesia masa depan, tunas bangsa ini memerlukan pusat orientasi keteladanan dan jangan dirusak mentalnya dengan korupsi dan segala bentuk oportunisme,”katanya.

(*)

Tags MuhammadiyahBagikan

RELATED NEWS