Kisah Bripka Heri Prasetyo Mendirikan TK di Gunungkidul

Pratiwi - Sabtu, 11 Maret 2023 23:14 WIB
Bripka Heri Prasetyo, anggota Subdit Provos Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bersama dengan anak-anak Taman Kanak-kanak (TK) Bumi Damai Indonesia, di Dusun Krambil, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul. TK Bumi Damai Indonesia didirikan Bripka Heri pada Juli 2020.

YOGYA (sijori.id) – Ini kisah Bripka Heri Prasetyo, salah satu anggota Subdit Provos Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia berhasil menghadirkan Taman Kanak-kanak (TK) di Dusun Krambil, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul.

Didirikan sejak Juli 2020, TK Bumi Damai Indonesia menjawab mimpi warga Krambil akan hadirnya sebuah institusi pendidikan dasar yang selama ini dinantikan. Sudah sejak lama, anak-anak di dusun tersebut langsung disekolahkan ke SD tanpa melalui TK.

Heri lahir di Desa Girimulyo, Panggang 35 tahun ini bercerita awal muasal pendirian TK yang sekarang diampu empat pengajar dan mendidik 23 anak.

"Berawal dari program bakti sosial, saya disambati salah satu warga bahwa di Dusun Krambil tidak ada TK. Anak-anak yang masuk usia sekolah langsung belajar di SD," katanya.

Dari penelusuran langsung ke lapangan, Heri mendapati memang tidak pernah ada TK yang didirikan di dusun itu. Salah satu alasan yang tampak di depan mata ketidakadaan TK adalah kondisi perekonomian warga yang masih berkembang.

Niatan menghadirkan TK yang nanti digratiskan bagi anak didiknya oleh Heri kemudian dibicarakan dengan tokoh masyarakat dan mencari informasi mengenai ada tidaknya bangunan yang disewakan.

Menurutnya, pencarian bangunan itu tidak membutuhkan waktu lama karena ada warga yang mampu meminjamkan salah satu rumahnya dengan harga sewa sukarela.

"Pemiliknya hanya bilang, mangga pak disewa yang penting anak-anak di sini bisa sekolah. Akhirnya, Juli 2020 TK Bumi Damai Indonesia resmi beroperasi," katanya.

Tantangan Terberat

Tantangan terberat saat pendirian TK ini, menurut Heri, adalah mencari tenaga pengajar. Namun sama seperti mencari tempat, Heri seperti mendapatkan kemudahan dengan datangnya permohonan dari empat orang yang dengan senang hati mengajar di sana.

"Awalnya saya kebingungan soal bagaimana pembayarannya. Namun karena sudah saya niatkan, akhirnya gaji para pengajar saya tanggung dan mereka dengan senang hati menerimanya," ujarnya.

Tidak hanya sekedar menghadirkan ruang belajar bagi anak-anak pelosok Gunungkidul, di TK Bumi Damai Indonesia inilah Heri berupaya mengenalkan bagiamana sejatinya sosok polisi yang diinginkan masyarakat.

Dari pengalamannya menjadi polisi sejak 2007, Heri mengakui banyak masyarakat yang takut dengan sosok polisi karena mereka belum mengenal polisi. Akhirnya dirinya mendekatkan sosok polisi dengan meminta peserta didik TK Bumi Damai Indonesia mengenakan seragam menyerupai polisi.

"Warga di sini masih ada yang awam dan tahunya polisi hanya mencegat dan menilang. Dengan seragam yang dikenakan anak didik kami, saya ingin mereka mengenal sama polisi dan tidak takut lagi," jelasnya.

Sebagai anggota Polri, Heri mengaku bangga anak-anak di TK-nya mengenakan seragam polisi. Dirinya bahkan berharap nantinya ada anak didik yang menjadi polisi.

Lantas bagaimana pembiayaan operasional TK Bumi Damai Indonesia yang digratiskan kepada anak didiknya?

Heri mengaku sebagian besar dari kantong pribadinya, termasuk menggunakan seluruh uang tunjangan kinerja (tukin) sebagai anggota Polri untuk membiayai operasional TK hingga honor para pengajar.

"Jadi untuk operasional saya ambilkan dari insentif saya sebagai anggota Polri. Jadi dalam gaji itu ada tunjangan kinerja dan tunjangan itu saya arahkan ke sini (TK gratis) baik untuk honor, operasional hingga seragam anak-anak. Amin. Istri dan keluarga sepenuhnya mendukung," ucapnya.

Tidak hanya dari keluarga, Kadiv Propam Polri juga memberi dukungan berupa tali asih hingga beberapa barang untuk menunjang keberadaan TK gratis miliknya.

"Belum lama ini, tanggal 3 Maret itu anggota yang punya kegiatan dikumpulkan bapak Kadiv Propam. Dari situ saya mendapat tali asih berupa gaji guru selama setahun, selain itu ada bantuan karpet sama mic wireless juga," ucapnya.

Bangunan Permanen

Dengan semua dukungan itu, ke depan, Heri ingin mendirikan bangunan permanen untuk TK gratis miliknya. Pasalnya TK miliknya ini sudah berizin resmi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul.

"Harapan saya ke depan bisa membuat gedung permanen untuk TK saya. Alhamdulillah di depan TK dapat tanah wakaf oleh warga dan ke depannya mau membangun secara permanen TK gratis. Jadi sudah ada tinggal membangun permanen saja," ujarnya.

Heri menceritakan sedikit, bahwa sebenarnya tidak menyangka mendapatkan tanah wakaf tersebut. Karena sebelumnya Heri memiliki niatan untuk membeli tanah untuk lokasi bangunan TKnya.

"Ceritanya waktu itu saya punya inisiatif mencari tempat lain yang permanen, seperti beli tanah kecil-kecilan agar tidak menyewa lagi. Nah, warga khususnya yang punya rumah ini tidak berkenan, dan bilang tidak usah pindah TK-nya, nanti saya wakaf tanah dan monggo ke depan mau dibangun TK saya persilakan," katanya.

Sementara itu, salah satu orang tua murid, yakni Siti mengaku sangat terbantu dengan adanya TK gratis di Krambil. Apalagi, TK milik Heri ini sama sekali tidak memungut biaya..

"Anak saya TK nol kecil, dan memilih sekolah di sini karena dekat dan gratis. Jadi tidak ada pungutan, semuanya gratis, tidak ada yang bayar," ujarnya. (*)

Editor: Pratiwi
Tags gunungkidulBagikan

RELATED NEWS