Konflik di Laut Merah Bisa Menghancurkan Ekonomi Mesir
KAIRO - Keprihatinan serius muncul di kalangan otoritas Mesir terkait ketegangan yang terus berkembang di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab. Para akademisi di Mesir memperingatkan bahwa situasi ini dapat berdampak negatif pada perekonomian Mesir yang sedang menghadapi tantangan inflasi tinggi.
Dilansir dari Xinhua, Rabu, 24 Januari 2024, penasihat Pusat Penelitian dan Studi Arab di Kairo, Abu Bakr al-Deeb, menyatakan bahwa beberapa perusahaan pelayaran telah mengubah rute mereka, menghindari Terusan Suez sebagai respons terhadap ketegangan di Laut Merah.
Terusan Suez telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Mesir dan menjadi salah satu sumber utama devisa negara. Ketegangan yang meruncing, terutama disebabkan oleh serangan yang dilakukan kelompok Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal terkait Israel di wilayah Laut Merah, memberikan dampak yang signifikan pada vitalitas dan keamanan terusan tersebut.
Serangan-serangan tersebut tidak hanya menyulut kekhawatiran akan keselamatan kapal dan kru di daerah tersebut, tetapi juga mengakibatkan ketidakpastian besar terkait kelangsungan lalu lintas maritim di Terusan Suez.
Al-Deeb menyoroti kemungkinan serangan Houthi tidak hanya terhadap kapal yang berhubungan dengan Israel tetapi juga terhadap kapal milik negara-negara yang mendukung Israel, seperti Amerika Serikat dan Inggris.
Apabila perusahaan pelayaran yang mengubah rute mereka untuk menghindari risiko serangan, terusan ini dapat kehilangan sebagian besar aktivitas bisnisnya, mengakibatkan penurunan drastis pendapatan yang diperoleh Mesir dari operasional Terusan Suez.
Pendapatan dari terusan ini turun sebanyak 40 persen, sementara muatannya menyusut hingga 41 persen pada periode yang sama. Ketua Otoritas Terusan Suez Mesir, Osama Rabie, mengonfirmasi dampak negatif ini pada 11 Januari.
Potensi penurunan lalu lintas kapal dan aktivitas perdagangan dapat mengecilkan peran strategis terusan ini sebagai jalur perdagangan global yang efisien.
Dapat Meluas
Selain itu, dampak ini dapat meluas ke berbagai sektor ekonomi Mesir, termasuk industri jasa, pariwisata, dan logistik. Peningkatan biaya asuransi dan perubahan rute pelayaran dapat membawa beban finansial tambahan bagi perusahaan dan mengakibatkan peningkatan harga barang secara global.
Situasi ini juga mendorong pertimbangan untuk meninjau kebijakan tarif dan tol di Terusan Suez, dengan potensi penundaan atau peninjauan atas kenaikan biaya tol yang baru-baru ini diberlakukan.
Dengan demikian, ancaman yang dihadapi Terusan Suez tidak hanya mencakup keberlanjutan operasionalnya, tetapi juga merembet ke ekonomi Mesir secara menyeluruh.
Situasi ini memunculkan kekhawatiran akan dampak ekonomi yang semakin memburuk, baik bagi Mesir maupun tingkat global. Kebijakan dan langkah-langkah responsif perlu diterapkan untuk mengatasi tantangan ini dengan cepat dan efektif. (*)