Laba Bersih BRI Tumbuh 27,4 Persen

Pratiwi - Kamis, 27 April 2023 23:09 WIB
Logo Bank BRI, di Jakarta. Foto: Panji Asmoro/TrenAsia


JAKARTA (sijori.id) - Pada kuartal I-2023, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih sebesar Rp15,56 triliun dengan pertumbuhan 27,4% secara year-on-year (yoy). Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan bahwa pada tiga bulan pertama di tahun 2023, perseroan mencetak laba bersih yang angkanya jauh lebih tinggi 27,4% dari Rp12,21 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Dari segi penyaluran kredit, seluruh segmen tercatat tumbuh positif dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen mikro yang meningkat 11,18% dan mendorong penyaluran kredit BRI menjadi sebesar Rp1,18 kuadriliun.

Khusus untuk segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), porsi kredit mencapai 83,86% dari total kredit dengan nilai yang setara Rp989,64 triliun.

Penyaluran kredit BRI secara keseluruhan pada kuartal I-2023 mengalami pertumbuhan 9,7% yoy dari Rp1,07 kuadriliun pada kuartal I-2022.

"Kemampuan BRI dalam menyalurkan kredit sudah barang tentu dibarengi dengan pengelolaan risiko yang prudent, dan itu bisa terlihat dari rasio nonperforming loan (NPL) 2,86% atau membaik jika dibandingkan NPL pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,09%," ujar Sunarso dalam paparan kinerja kuartal I-2023 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis, 27 April 2023.

Seiring dengan membaiknya NPL, credit cost BRI pun menurun dari 2,78% pada kuartal I-2022 menjadi 2,39% pada kuartal I-2023.

Untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kenaikan inflasi, kenaikan suku bunga, dan perlambatan ekonomi global, BRI pun menyediakan NPL Coverage hingga 282,49%.

Sunarso pun menyampaikan bahwa aset BRI bertumbuh 10,46% yoy ke angka Rp1,82 kuadriliun sementara dana pihak ketiga (DPK) meningkat 11,45% yoy ke angka Rp1,25 kuadriliun.

Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan dana murah atau current account saving account (CASA) yang tumbuh 13,01% yoy menjadi Rp810,09 triliun.

Dengan perkembangan tersebut, rasio CASA BRI meningkat menjadi 64,53% dari 63,63% pada kuartal I-2022.

"Peningkatan CASA tersebut didukung oleh strategi BRI dalam meningkatkan transaksi nasabah di segmen mikro, ritel, maupun wholesale," kata Sunarso.

Kontributor lain yang menjadi pendorong kinerja positif BRI pada kuartal I-2023 di antaranya adalah pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang meningkat 11,45% yoy menjadi Rp5,08 triliun.

Pencapaian tersebut dikatakan Sunarso terjadi seiring dengan peningkatan jumlah agen BRILink yang per-Maret 2023 jumlahnya telah mencapai lebih dari 650 ribu agen dengan nilai transaksi sebesar Rp325,65 triliun.

"Serta kenaikan jumlah transaksi finansial BRImo yang mencapai 99,07% yoy dengan total nilai transaksi mencapai Rp884 triliun dan jumlah pengguna yang mencapai lebih dari 26,3 juta user pada akhir kuartal I-2023," tutur Sunarso.

Dari segi efisiensi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BRI pun membaik dari 68,26% pada kuartal I-2022 menjadi 64,47% pada kuartal I-2023.

Rasio cost efficieny ratio (CER) BRI pun berkurang dari 45,68% menjadi 42,69% sementara cost to income ratio (CIR) menjadi 41,83% dari 42,23%.

Seiring dengan pertumbuhan bisnis dan efisiensi yang membaik, rasio loan to deposit ratio (LDR) tercatat di level 84,94% dan diyakini masih menunjukkan kondisi likuiditas yang memadai untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Capital adequacy ratio (CAR) BRI pun mencapai 24,98% yang mana levelnya masih berada di atas minimum ketentuan regulator sebesar 17,5%.

"Dengan rasio kecukupan modal yang sangat memadai tersebut, BRI mampu mengantisipasi seluruh risiko utama yang terjadi dalam pengelolaan bank, baik risiko pasar, risiko kredit, maupun risiko operasional serta mendukung pertumbuhan bisnis ke depan secara jangka panjang," pungkas Sunarso. (*)

Tags BRI Bagikan

RELATED NEWS