Laba Gudang Garam Melorot Terimbas Cukai
Kantor Pusat PT Gudang Garam Tbk (dok.wikipedia)
undefined
JAKARTA (sijori.id) – Beban cukai yang meningkat hingga 10,7% pada paruh pertama tahun ini telah memicu penurunan laba bersih PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam Tbk (GGRM) hingga 59,4% per semester I-2022. GGRM mencatat laba bersih sebesar Rp956 miliar pada akhir semester I-2022. Angka tersebut menurun dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mana pada saat itu perseroan membukukan laba bersih senilai Rp2,35 triliun.
Beban cukai GGRM meningkat 10,7% menjadi Rp50,7 triliun dari Rp45,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, angka tersebut sudah mencakup 90% dari biaya pokok penjualan sebesar Rp56,53 triliun.
Terkait kenaikan cukai, Direktur Gudang Garam Heru Budiman mengatakan bahwa kenaikan yang terjadi itu tidak bisa diikuti oleh kenaikan harga rokok yang proporsional karena daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih setelah terdampak pandemi COVID-19.
Seandainya perseroan menaikkan harga yang proporsional terhadap kenaikan cukai, konsumen diprediksi akan mencari produk alternatif yang lebih murah. Namun, jika cukai terus mengalami kenaikan, pihak perseroan pun tidak memiliki pilihan selain menaikkan harga produk rokoknya.
“Jika cukai naik lagi, tidak ada pilihan kecuali menaikkan harga,” ujar Heru dalam Public Expose Live 2022, Jumat, 16 September 2022.
Heru pun menyampaikan, pihaknya belum berniat untuk mengeluarkan produk dengan harga yang lebih murah karena tidak akan 100% membantu penyesuaian kenaikan tarif cukai dengan penjualan.
Oleh karena itu, perseroan pun lebih memilih untuk menaikkan harga produk rokok mereka walaupun tingkatnya tidak proporsional terhadap kenaikan cukai.
“Untuk diketahui, sampai pada Juli dan September itu kita sudah ada kenaikan harga yang tidak akan nampak pada paruh pertama 2022,” ungkap Heru.
Sementara itu, total aset GGRM mengalami peningkatan 5,5% menjadi Rp83,6 triliun dari Rp79,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, rasio liabilitas terhadap ekuitas mengalami kenaikan dari 30,1% pada semester I-2021 menjadi 49,6% pada akhir Juni 2022. (*)