- SCIENCETECH
- SEPUTAR SIJORI
- Destinasi & Kuliner
- Ekonomi, Fintech & UMKM
Lakukan Hobi biar Hepi

JAKARTA (sijori.id) - Hobi dapat memberikan rasa kepuasan pribadi pada diri Anda. Hobi dapat mencerminkan minat terpendam Anda dan membuat hidup Anda lebih bermakna. Selain itu hobi juga dapat membantu Anda mengatasi stres dan memberikan keseimbangan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bekerja Anda.
Seperti dilansir oleh Tren Asia dari penelitian berjudul Successfully Striving for Happiness: Socially Engaged Pursuits Predict Increases in Life Satisfaction yang diterbitkan oleh Sage Journals menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan hobi atau minat dengan melibatkan orang lain akan merasa lebih bahagia satu tahun kemudian.
Penelitian ini melibatkan 582 peserta yang menjelaskan kepada peneliti mengenai strategi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Orang-orang dengan hobi yang melibatkan orang lain merasa lebih bahagia dibandingkan dengan mereka yang menggunakan strategi non-sosial.
Ms Julia Rohrer, penulis pertama studi tersebut, mengatakan “Penelitian kami menunjukkan bahwa orang-orang yang menemukan strategi 'kesejahteraan' yang melibatkan orang lain merasa lebih puas dengan kehidupan mereka satu tahun kemudian, bahkan setelah memperhitungkan bahwa mereka sedikit lebih bahagia pada awalnya. Sebaliknya, orang-orang yang datang dengan strategi yang tidak secara eksplisit melibatkan orang lain, rata-rata tetap merasa puas.”
Saat diminta untuk menjelaskan strategi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan, beberapa peserta menyarankan hal-hal non sosial seperti berhenti merokok. Sementara yang lain memilih hal-hal sosial seperti menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan teman atau membantu orang lain.
Kepuasan hidup mereka yang memilih hal-hal nonsosial tetap sama satu tahun kemudian, sedangkan mereka yang memilih hal-hal sosial melihat peningkatan kepuasan hidup.
Lebih lanjut Roher mengatakan “Banyak orang tertarik untuk menjadi lebih bahagia, tetapi bukti mengenai efek jangka panjang dari mengejar kebahagiaan melalui berbagai jenis aktivitas masih kurang. Lagi pula, tidak ada jaminan bahwa berusaha menjadi lebih bahagia pada akhirnya tidak membuat Anda semakin sengsara. Saya pikir penelitian kami sebagian mengisi celah itu dalam literatur, meskipun diperlukan lebih banyak penelitian dengan perspektif longitudinal." (*)