Lubang Biru Sedalam 270 Meter Ditemukan di Meksiko
MEKSIKO (sijori.id) - Dipandu petunjuk nelayan, ilmuwan dari Colegio de le Frontera Sur menjelajahi muara tropis di lepas pantai tenggara Semenanjung Yucatan di Meksiko dan menemukan lubang biru. Objek ini seluas 44.800 meter persegi dan kedalaman sekitar 270 meter.
Lubang biru terbesar di dunia—Lubang Naga di Laut Cina Selatan—tidak terpaut jauh dari lubang yang baru ditemukan ini. Lubang biru tersebut memiliki kedalaman sekitar 300 meter. Para ilmuwan menamai penemuan baru mereka dengan Lubang Biru Taam ja', menggunakan frase bahasa Maya untuk air yang dalam.
Meski lubang biru baru ditemukan pada tahun 2021, para peneliti baru-baru ini merinci temuan mereka dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Marine Science. Dengan bukaan melingkar di dekat permukaan hanya 4.5 meter di bawah permukaan laut, lereng curam 80 derajat lebih membentuk struktur kerucut besar yang menurut para ilmuwan ditutupi oleh biofilm, sedimen, batu kapur, dan tepian gipsum.
Mempelajari keanekaragaman mikroba dari lubang biru ini dapat memberikan gambaran sekilas tentang jenis kehidupan yang bertahan di lingkungan yang unik.
National Oceanic and Atmospheric Association menyebut lubang biru sebagai lubang runtuhan bawah air. Terbuat dari karst, mereka dikenal sebagai hot spot ekologis.
"Lubang biru adalah beragam komunitas biologis yang penuh dengan kehidupan laut termasuk karang, spons, moluska, kura-kura, hiu, dan banyak lagi," kata NOAA dikutip Popular Mechanics Selasa 2 Mei 2023. "Kimia air laut di dalam lubang itu unik."
Pengetahuan tentang lubang biru dibatasi oleh masalah aksesibilitas, terkadang karena lubangnya terlalu kecil atau kedalamannya sangat besar. Selain itu oksigen terkadang terbatas di dalam air, sehingga berbahaya untuk dijelajahi tanpa peralatan khusus.
Dengan bukaan lubang biru berada di bawah permukaan laut, dinding karst menghalangi arus pasang surut. Ini menciptakan campuran unik dari sifat air di dalam lubang. Studi tersebut mengatakan bahwa sifat air berubah secara signifikan dengan gradien suhu dan salinitas di lubang biru Taam ja'.
Dan profil hidrografi menunjukkan kolom air berlapis dengan lapisan rendah oksigen di atas lapisan berat gas. Di lapisan lain dengan hampir tidak ada oksigen.
Lingkungan kaya gas yang dipenuhi hidrogen sulfida ini tidak menghancurkan semua kehidupan, melainkan memberi rumah bagi biologi yang lebih ekstrem yang menemukan kenyamanan di daerah yang kekurangan oksigen.
Perpaduan unik antara sifat air dan kehidupan biologis ini mengundang para ilmuwan untuk menjelajahi kedalaman lubang biru guna mempelajari lebih lanjut susunannya dan kehidupan yang dapat ada di dalamnya. (*)