Memahami Bencana Hidrometeorologi

Pratiwi - Sabtu, 09 Desember 2023 23:23 WIB
null

Baru-baru ini, Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Bali, Ida Agus Alit Wardana mengajak seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

Wajar saja, saat ini curah hujan di Kota Denpasar cukup tinggi dan diperkirakan akan berlangsung hingga Januari 2024.

Dikutip TrenAsia.com dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Rabu, 6 Desember 2023 bencana hidrometeorologi merupakan suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).

Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembaban.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas. Dampak bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, dampak kesehatan kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian, gangguan sosial, ekonomi, dan kerusakan lingkungan.

Beberapa potensi bencana hidrometeorologi diantaranya adalah sebagai berikut:
Potensi Bencana Hidrometeorologi
a. Bencana Banjir

Kejadian banjir cenderung terjadi pada daerah yang memiliki topografi lebih rendah dari sekitarnya. Menurut catatan dari BPBD, kejadian banjir dominan terjadi di desa yang memiliki topografi lebih rendah dan berbarengan dengan terjadinya musim penghujan.

Namun belakangan ini nampaknya banjir bisa jadi berada pada wilayah dataran tinggi, dengan sisi topografinya lebih rendah dari sekitarnya.
b. Bencana Banjir Bandang

Kejadian bencana banjir bandang biasanya terjadi di daerah yang dekat dengan aliran sungai dimana hulu sungainya terdapat potensi longsor dengan intensitas sedang sampai tinggi.
c. Potensi Bencana Tanah Longsor

Kejadian tanah longsor juga dominan berada pada daerah yang memiliki kemiringan lereng bergelombang sampai terjal.
d. Ancaman Gelombang Ekstrim dan Abrasi

Potensi ancaman gelombang ekstrim dan abrasi berpotensi pada seluruh wilayah yang berbatasan dengan laut, hanya saja dampak yang ditimbulkan bervariatif sesuai dengan karakteristik pesisir. Apabila pesisir dengan topografi yang data akan lebih tinggi potensi dampaknya dibandingkan dengan yang topografinya terjal.
e. Ancaman Cuaca Ekstrim (Angin Puting Beliung)

Cuaca ekstrim (angin puting beliung) adalah fenomena meteorologi yang ekstrim, khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau yang menimbulkan korban jiwa.

Potensi terjadinya bahaya cuaca ekstrim (angin puting beliung) berada di wilayah dengan keterbukaan lahan tinggi dan dataran yang landai

Tags Bali Bagikan

RELATED NEWS