PORTUGAL (sijori.id) – Menteri Perdagangan China, Wang Wentao, mengadakan pertemuan dengan perwakilan perusahaan China di Portugal. Wang menyerukan adanya "persaingan yang benar-benar adil" dalam bidang ekonomi dan komersial.

Dalam pertemuan tersebut, perwakilan dari berbagai perusahaan China menyuarakan keprihatinan mereka terhadap sejumlah tindakan yang dilakukan oleh Uni Eropa, yang dianggap merugikan perusahaan-perusahaan China.

Mereka menilai bahwa tindakan-tindakan ini mengarah pada diskriminasi dan membatasi kemampuan perusahaan China untuk beroperasi dengan bebas dan adil di pasar Eropa.

Pada tahun 2022, nilai ekspor China ke Uni Eropa mencapai angka 626 miliar Euro atau sekitar Rp 11.068 triliun (kurs Rp17.680).

Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana nilai ekspor China ke Uni Eropa hanya mencapai 475 miliar Euro atau sekitar Rp8.398 triliun.

Peningkatan ini menandai pertumbuhan ekonomi dan perdagangan yang substansial antara kedua wilayah, menunjukkan ketergantungan yang semakin besar Uni Eropa terhadap produk dan barang-barang dari China.

Menanggapi keprihatinan tersebut, Wang Wentao menegaskan bahwa tuduhan mengenai "persaingan tidak sehat" terhadap China adalah kebijakan kejahatan ekonomi.

Ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan persaingan yang terbuka, kooperatif, dan saling menguntungkan bagi semua pihak.

"China menyambut persaingan yang sehat dan menolak segala bentuk persaingan kejam yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi," terang Wang, dilansir Xinhua, Kamis 6 Juni 2024.

Pernyataan Wang ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan Uni Eropa.

Uni Eropa telah mengambil sejumlah tindakan yang diklaim untuk melindungi pasar mereka dari praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh perusahaan-perusahaan China.

Namun, China berpendapat bahwa kebijakan Uni Eropa sering kali tidak didasarkan pada bukti yang kuat dan lebih berorientasi pada persaingan tidak sehat.

Wang menegaskan kembali komitmen China untuk bekerja sama dengan negara-negara Eropa dalam menciptakan kondisi perdagangan yang adil dan seimbang.

Ia juga mengajak Uni Eropa untuk mengedepankan dialog konstruktif guna mengatasi perbedaan dan mencari solusi bersama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global.

Pertemuan ini menunjukkan upaya China untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Eropa sekaligus mempertahankan hak-hak perusahaan China di pasar internasional. (*)