Mengenal Prof. Dr. Ir. Sedyatmo
(sijori.id) - Sering atau setidaknya pernah kan, melintas di ruas jalan tol seperti foto diatas? Sebenarnya siapa Prof. Dr. Ir. Sedyatmo. sehingga diabadikan sebagai nama ruas jalan tol?
Berikut ceritanya…
Ketika itu Prof. Dr. Ir. Sedyatmo sebagai pejabat PLN harus mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol Jakarta.
Dengan susah payah, 2 menara berhasil didirikan dengan sistem fondasi konvensional, sedangkan 5 sisanya masih terbengkalai.
Menara ini akan digunakan untuk menyalurkan listrik dari Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan di mana akan diselenggarakan pesta olahraga Asian Games 1962.
Tenggat waktu kian mendesak, sementara sistem fondasi konvensional sukar diterapkan di daerah rawa-rawa.
Lahirlah ide Ir. Sedyatmo untuk mendirikan menara di atas fondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung oleh pipa-pipa beton di bawahnya.
Pipa dan plat itu melekat secara monolit (bersatu), dan mencengkeram tanah lembek secara meyakinkan.
Idenya bermula dari akar serabut pohon kelapa yang mampu menahan tegaknya pohon dari tiupan angin yang cukup kencang di pinggir pantai, meskipun tanahnya lunak dan berawa.
Menara-menara tersebut pun dapat berdiri dan selesai tepat waktu. Sedyatmo memberikan nama fondasi Cakar Ayam pada hasil temuannya itu.
Yap, konstruksi cakar ayam diciptakan oleh Prof. Dr. Ir. Sedyatmo pada tahun 1961.
Teknik konstruksi cakar ayam memungkinkan pembangunan struktur pada tanah lunak seperti rawa-rawa.
Hingga kini, ciptaan Sedyatmo telah digunakan di banyak negara dan terdaftar hak patennya di 40 negara.
Banyak infrastruktur dalam negeri yang menggunakan metode ini.
Salah satunya adalah ruas tol akses menuju Bandara Soekarno-Hatta. Sebagai bentuk penghargaan, ruas ini diberi nama Prof. Dr. Ir. Sedyatmo. (kemenPU)