Mengenal Amnesia Infantil
(sijori.id) - Senyuman ibumu saat mengucapkan kata pertama atau aroma lilin di kue ulang tahun kedua adalah kenangan yang ingin disimpan banyak orang. Namun hampir tidak ada seorang pun yang dapat mengingat kenangan masa kecilnya. Sebuah fenomena yang dikenal sebagai amnesia infantil.
Lalu mengapa kita cenderung melupakan kenangan awal ini? Ini bukan karena kita tidak menyimpan informasi saat kita masih anak-anak. Kemungkinan besar, ini karena pada usia tersebut otak kita belum berfungsi untuk menggabungkan informasi ke dalam pola saraf kompleks yang kita kenal sebagai ingatan.
Anak-anak kecil mengingat fakta-fakta pada saat itu, seperti siapa orang tuanya, atau bahwa seseorang harus mengatakan "tolong" sebelum ibu memberimu permen. Ini disebut “memori semantik”.
Namun, hingga usia antara 2 dan 4 tahun, anak-anak biasanya kekurangan "ingatan episodik". Ingatan mengenai detail peristiwa tertentu. Ingatan semacam itu disimpan di beberapa bagian permukaan otak, atau “korteks”.
Misalnya, memori suara diproses di korteks pendengaran di sisi otak, sedangkan memori visual dikelola oleh korteks visual di bagian belakang. Suatu wilayah otak yang disebut hipokampus mengikat semua bagian yang tersebar menjadi satu.
“Jika Anda menganggap korteks Anda sebagai hamparan bunga, ada bunga di seluruh bagian atas kepala Anda,” kata Patricia Bauer, profesor psikologi di Universitas Emory kepada Live Science. "Hipokampus, yang terletak sangat rapi di tengah-tengah otak Anda, bertanggung jawab untuk menyatukan semuanya dan mengikatnya dalam sebuah karangan bunga."
Memori adalah karangan bunga — pola saraf keterkaitan antara bagian otak tempat memori disimpan. “Anak-anak mungkin gagal merekam episode tertentu hingga rentang usia 2 hingga 4 tahun karena saat itulah hipokampus mulai mengikat potongan-potongan informasi menjadi satu, kata Nora Newcombe, seorang profesor psikologi di Temple University di Philadelphia kepada Live Science Senin 27 November 2023.
Namun, teori lain menyatakan bahwa kita sebenarnya menyimpan kenangan awal ini saat masih anak-anak, namun kesulitan mengingatnya saat dewasa. Misalnya, sebuah penelitian tahun 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, menemukan bahwa ingatan masa kecil yang “terlupakan” dapat dipulihkan kembali pada tikus dewasa. Ini dengan menstimulasi jalur saraf yang relevan dengan ingatan tertentu dengan cahaya.
Para penulis penelitian ini pertama kali mengeksplorasi faktor-faktor perkembangan yang dapat mempengaruhi amnesia masa kanak-kanak. Mereka menemukan bahwa tikus dengan karakteristik kondisi perkembangan saraf gangguan spektrum autisme (ASD) mampu mengingat kembali kenangan masa kecilnya.
Autisme mempunyai banyak penyebab, namun sebelumnya telah dikaitkan dengan aktivasi berlebihan sistem kekebalan tubuh ibu selama kehamilan. Jadi, untuk membuat tikus dengan ASD, para peneliti menstimulasi sistem kekebalan tubuh tikus betina selama kehamilan.
Aktivasi kekebalan ini membantu mencegah hilangnya ingatan awal dengan mempengaruhi ukuran dan plastisitas sel memori khusus di otak mereka. Ketika sel-sel ini distimulasi secara optik pada tikus dewasa tanpa autisme, ingatan yang terlupakan dapat dipulihkan.
Meskipun dilakukan pada tikus dan belum diteliti pada manusia, penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang memori dan lupa dalam perkembangan anak. Serta fleksibilitas kognitif secara keseluruhan dalam konteks autism. (*)