Mengenal Bad Marketing
JAKARTA (sijori.id) - Bad marketing adalah teknik pemasaran dengan menggunakan konten yang kurang baik atau bisa jadi bersifat sensitif untuk kalangan tertentu untuk memberikan efek positif pada penjualan suatu barang atau jasa.
Bad marketing memiliki banyak pro kontra dibaliknya. Beberapa orang menilai bad marketing sebagai strategi pemasaran yang baik karena kabar dan citra yang buruk bisa mengundang rasa ingin tahu seseorang.
Namun banyak juga kontra yang menyertai penerapan bad marketing seperti dilansir dari laman website byarcadia, bad marketing bisa berdampak buruk untuk tiga tifik fokus brand yaitu identitas merk, reputasi, dan kerugian finansial.
Contoh strategi bad marketing pernah diterapkan oleh brand pakaian dan perlengkapan olahraga Reebok. Reebok membuat narasi marketing berbunyi "Cheat on your girlfriend not on your workout". Narasi ini tentunya membuat geram kaum wanita hingga membuat Reebok dikecam pada tahun 2012. Akhirnya Reebok pun meminta maaf kepada publik dan menarik iklan tersebut.
Tak berbeda jauh dengan Reebok, brand makanan cepat saji multinasional dari Amerika, Burger King juga melibatkan konten tidak pantas pada tahun 2008 dengan menayangkan iklan berjudul "Whooper Virgin" yang menampilkan seorang wanita berbikini bernyanyi di kamar mandi setiap pagi pada pukul 9.30.
Pelanggan akhirnya merasa jengkel dan kesal dengan kesalahan pemasaran yang dilakukan oleh Burger King, hingga Burger King mendapatkan reputasi buruk selama bertahun-tahun dan harus kehilangan delapan juta dolar melalui diskon yang diberikan pada burger "Whooper Virgin" untuk menebus skandal pemasaran yang mereka lakukan.
Pada kenyataannya, strategi bad marketing tidak hanya berlaku untuk produk namun juga pada orang. Jika melihat dunia hiburan tanah air, tak sedikit seseorang yang berhasil terkenal dengan cara melakukan hal yang tidak masuk akal, membuka aib, hingga secara terang-terangan menyinggung kalangan tertentu. Hal ini tak menjadi masalah bagi mereka, karena pada akhirnya tujuan mereka untuk menjadi terkenal tetap tercapai. (*)