Mengenal Budi Harto, Direktur Utama PT Hutama Karya

Pratiwi - Kamis, 04 Juli 2024 15:09 WIB
Budi Harto, Direktur Utama, Hutama Karya

JAKARTA (sijori.id) - Nama Budi Harto, Direktur Utama PT Hutama Karya (HK), sedang menjadi sorotan publik. Tahun ini, Hutama Karya, BUMN yang dia pimpin, kembali mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) terbesar. Total nilainya mencapai Rp 13,42 triliun.

Total PMN di tahun 2024 itu bisa bertambah. Karena ada usulan yaitu tambahan PMN dari cadangan investasi sebesar Rp 1 triliun dan PMN non tunai berupa bidang tanah senilai Rp 1,9 triliun.

Selama periode 2019-2024, total dana PMN yang dikucurkan kepada Hutama Karya mencapai sekitar Rp 102,87 triliun. Ini belum termasuk Rp 2,9 triliun dari cadangan investasi dan PMN non tunai tadi.

Sebagai BUMN Karya yang dipercaya membangun dan mengelola berbagai proyek tol di wilayah Sumatera, penerimaan PMN Hutama Karya terus meningkat dari tahun ke tahun:

  • 2019: Menerima Rp7 triliun, posisi kedua terbesar dari total PMN BUMN Rp17,8 triliun.
  • 2020: Memperoleh Rp3,5 triliun, peringkat ketiga dari total PMN Rp45 triliun.
  • 2021: Menjadi penerima teratas dengan Rp25,2 triliun dari total PMN Rp71,2 triliun.
  • 2022: Kembali memimpin dengan Rp23,85 triliun dari total PMN Rp38,5 triliun.
  • 2023: Mempertahankan posisi teratas dengan Rp28,9 triliun dari total PMN Rp41,3 triliun.
  • Untuk tahun 2024, Hutama Karya telah menerima PMN sebesar Rp13,42 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya mengusulkan alokasi Rp22,5 triliun untuk Hutama Karya dari total usulan PMN BUMN 2024 sebesar Rp57,96 triliun.

Pada Rapat Kerja Komisi XI DPR dengan Kementerian Keuangan tanggal 1 Juli 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengajukan tambahan PMN sebesar Rp1 triliun dari cadangan investasi untuk Hutama Karya.

Di bawah kepemimpinan Budi Harto, Hutama Karya menjelma menjadi BUMN Karya yang paling strategis dalam mewujudkan berbagai proyek infrastruktur pemerintah, terutama jalan tol.

Kinerja BUMN ini juga terus membaik. Tahun 2023 lalu, Hutama Karya tercatat mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,87 triliun, tumbuh 521% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pendapatan perusahaan meningkat 11,81% menjadi Rp 26,93 triliun dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 24,08 triliun.

Budi Harto menyebutkan perolehan laba ini menjadi titik balik bagi transformasi menyeluruh yang dilakukan, mulai dari aspek keuangan, pengembangan bisnis dan investasi.

“Salah satu aksi korporasi yang dilakukan yaitu asset recycling yang dilakukan terhadap kerjasama investasi 2 (dua) ruas jalan tol trans sumatera yakni jalan tol Medan – Binjai (16,8 km), dan Bakauheni – Terbanggi Besar (140,9 km) bersama dengan Indonesia Investment Authority (INA) senilai Rp 20,5 triliun pada Juni 2023 lalu,” ujar Budi dalam rilis resmi perusahaan (16/4).

Siapa Budi Harto? Pria yang lahir di Boyolali pada 11 September 1959 mengawali pendidikan tingginya dengan meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo pada tahun 1983. Budi lalu melanjutkan studinya dan berhasil meraih dua gelar magister.

Pada tahun 1997, Budi menyelesaikan program Magister Manajemen di Universitas Gadjah Mada, yang kemudian diikuti dengan gelar Magister Psikologi Industri dari Universitas 17 Agustus 1945 pada tahun 2002.

Kombinasi unik dari latar belakang teknik, manajemen, dan psikologi industri ini membentuk perspektif multidisiplin yang menjadi ciri khas kepemimpinannya.

Perjalanan profesional Budi Harto banyak dihabiskan di dunia konstruksi. Salah satu pencapaian karirnya adalah ketika budi dipercaya menjabat sebagai Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada periode 2013-2015.

Kinerjanya yang impresif mengantarkannya pada posisi Wakil Direktur Utama di perusahaan yang sama pada tahun 2015-2016.

Kepemimpinan Budi Harto semakin diakui ketika ia diangkat menjadi Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, salah satu BUMN konstruksi terkemuka di Indonesia.

Selama masa jabatannya dari 2016 hingga 2020, Budi berhasil membawa Adhi Karya mencapai berbagai prestasi menonjol dan memperkuat posisinya di industri konstruksi nasional.

Puncak karir Budi Harto adalah posisinya sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya, di mana ia terus menunjukkan dedikasi memimpin salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia.

Tahun ini untuk pertama kalinya, Hutama Karya menjadi bagian dari 500 perusahaan terbesar dan terbaik di Asia Tenggara dalam Fortune Southeast Asia 500 2024. Dalam penghargaan versi majalah Fortune itu Hutama Karya berada di posisi 183 dan menjadi satu-satunya perusahaan kontruksi dari Indonesia

Kekayaan

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) terbaru yang dirilis12 Januari 2024, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), total kekayaan Budi Harto mencapai angka Rp46,48 miliar per akhir tahun 2023.

Portofolio kekayaan Budi Harto terdiri dari berbagai jenis aset. Komponen terbesar adalah tanah dan bangunan senilai Rp21,9 miliar, diikuti oleh surat berharga sebesar Rp18,24 miliar.

Selain itu, tercatat juga harta bergerak lainnya senilai Rp2,85 miliar, kas dan setara kas Rp2,68 miliar, serta harta lainnya sebesar Rp2,1 miliar.

Yang menarik perhatian adalah koleksi kendaraan Budi Harto yang tergolong “sederhana” untuk sekelas dirut BUMN.

Tercatat, Budi memiliki Toyota Innova tahun 2017 senilai Rp238.882.000, Honda Accord tahun 2017 seharga Rp625.000.000, dan Honda HR-V Jeep tahun 2019 bernilai Rp350.000.000.

Keseluruhan nilai alat transportasi dan mesin yang dilaporkan mencapai Rp1,21 miliar.

Meskipun memiliki kekayaan yang cukup besar, Budi Harto juga tercatat memiliki hutang sebesar Rp2,5 miliar. (*)

Tags Hutama KaryaBagikan

RELATED NEWS