Mengenal NGAD: F-47
Program jet tempur generasi keenam Amerika Serikat, F-47 Next Generation Air Dominance (NGAD), melaju dengan kecepatan yang tak lazim. Meski baru diumumkan ke publik pada Maret 2025, Boeing menyebut pesawat tempur terbaru Angkatan Udara AS itu sudah memasuki tahap produksi.
Percepatan ini bukan terjadi secara tiba-tiba. Jauh sebelum kontrak diumumkan, Angkatan Udara AS dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) telah mendanai program demonstrator penerbangan secara diam-diam. Industri diberi ruang untuk menguji konsep kunci secara rahasia, sebelum desain final dipilih.
Presiden dan CEO Boeing Defense, Space and Security, Steve Parker, mengatakan kemenangan Boeing dalam kompetisi NGAD bersifat “transformasional”. Menurut dia, desain F-47 sudah matang saat kontrak diberikan, sehingga risiko teknis bisa ditekan sejak awal.
“Fokus kami sekarang adalah eksekusi. Kami berada di posisi yang baik,” ujar Parker dalam diskusi media menjelang Dubai Airshow, November 2025.
Angkatan Udara AS menargetkan penerbangan perdana F-47 sebelum akhir 2028. Meski Parker enggan membahas detail jadwal, ia mengakui target tersebut realistis berkat fondasi teknis yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
Berdasarkan paparan DARPA, sebelum kontrak NGAD diumumkan, Boeing dan Lockheed Martin masing-masing telah merancang dan menerbangkan pesawat demonstrator X-plane. Penerbangan perdana dilakukan pada 2018 dan 2022, dengan total ratusan jam uji terbang.
Strategi ini sengaja ditempuh untuk menjawab pertanyaan paling krusial—mulai dari aerodinamika, integrasi mesin, pengelolaan jejak radar, hingga arsitektur sistem—sebelum program resmi dimulai. Seluruh proses tersebut dilakukan dalam kerangka riset yang bersifat rahasia.
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara AS, Jenderal David Allvin, menyebut X-plane telah memvalidasi berbagai konsep mutakhir dan membuktikan bahwa Angkatan Udara mampu mendorong batas teknologi dengan tingkat keyakinan tinggi.
Pendekatan ini menjadi kontras dengan sejumlah program pertahanan AS sebelumnya yang kerap mengalami keterlambatan dan pembengkakan biaya. Dengan risiko teknis sudah “dipindahkan ke depan”, Angkatan Udara dapat menetapkan jadwal agresif dengan tingkat ketidakpastian yang lebih rendah.
Namun, banyak detail tetap disimpan rapat. Bentuk pesawat demonstrator, misi yang diuji, hingga seberapa jauh desain X-plane diterjemahkan ke F-47 produksi, masih menjadi bagian dari informasi yang dirahasiakan.
Bagi Angkatan Udara AS, NGAD bukan sekadar pesawat tempur baru. Jika target 2028 tercapai, F-47 berpotensi menjadi cetak biru baru dalam pengadaan alutsista berteknologi tinggi—lebih cepat, lebih terukur, dan lebih minim risiko. (*)
