Meski Harga Sayur Mahal, Petani di Batam tetap Rugi
BATAM (sijori.id) - Batam dikenal sebagai kota industri, namun ketahuilah pembaca, di beberapa sudut Pulau Batam terdapat ladang-ladang petani. Mereka menanam aneka sayur. Tahun ini, kisah sedih melingkupi mereka. Gagal panen.
Sebab itulah, harga sayur di Batam mahal. Sawi dan bayam misalkan, kini sudah mendekati angka Rp 30 ribu per kilogram. Sementara kangkung, daun singkong dan sejenisnya kembali ke angka belasan ribu rupiah. Stok sayuran pun mulai berkurang.
Petani sayur di Marina, Tembesi dan Barelang mulai menyerah. Mereka enggan menanam sayuran karena tidak ada hasil. Mahalnya harga pupuk mengharuskan mereka istirahat sementara waktu. Lahan pertanian yang ada dimanfaatkan untuk tanaman lain seperti cabe, jagung ataupun singkong.
"Walaupun harga sayur mahal tapi idak sebanding dengan jumlah pengeluaran untuk membeli bibit dan pupuk. Banyak sayur yang busuk," kata Hendro, petani sayur di Barelang.
Sebagian petani bahkan memilih mencari pekerjaan sampingan lain seperti buruh bangunan ataupun pedagang keliling. Lahan pertanian yang ada dimanfaatkan untuk tanaman jangka panjang yang tidak membutuhkan biaya perawatan yang rutin.
"Tunggu musim kemarau baru tanam lagi. Sementara biar saja dulu tanam singkong," kata Kasim, petani di Marina.
Di pasaran harga sayuran terpantau kembali meroket selama sepekan belakangan ini. Sawi mendekati Rp 30 ribu per kilogram. Bayam Rp 24 ribu per kilogram. Kangkung dan daun singkong diangka Rp 14 ribu per kilogram. Sementara cabe rawit masih bertahan diangka Rp 130 ribu per kilogram.
(*)