Norwegia Geser Budidaya Ikan ke Laut Lepas
NORWEGIA (sijori.id) - Norwegia mulai mengubah peta budidaya ikan dunia. Negara Skandinavia itu menggelontorkan investasi bernilai miliaran dolar untuk membangun keramba raksasa di laut lepas, dengan panjang mencapai 110 meter. Langkah ini membawa industri akuakultur keluar dari wilayah pesisir dan fjord, menuju perairan dalam yang selama ini jarang tersentuh.
Selama puluhan tahun, akuakultur global bertumpu pada kawasan perairan tenang seperti fjord, muara, dan teluk yang terlindung. Model ini memang mendorong pertumbuhan produksi pada tahap awal, tetapi juga memunculkan masalah baru. Tekanan lingkungan meningkat, ruang pesisir semakin terbatas, dan konflik dengan masyarakat lokal serta sektor pariwisata sulit dihindari.
Sebagai produsen salmon budidaya terbesar di dunia, Norwegia memilih keluar dari kebuntuan tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah dan pelaku industri berinvestasi besar-besaran pada proyek akuakultur lepas pantai. Struktur budidaya ditempatkan lebih dari 30 kilometer dari garis pantai, beroperasi di laut dalam dengan ombak tinggi, arus kuat, dan cuaca ekstrem.
Peralihan ini bukan sekadar uji coba teknologi. Norwegia memandangnya sebagai perubahan struktural dalam cara protein akuatik diproduksi di masa depan. Budidaya di laut lepas dinilai membuka ruang baru untuk meningkatkan produksi tanpa menambah beban lingkungan di pesisir.
Keputusan meninggalkan fjord didorong berbagai faktor. Di kawasan budidaya lama, industri salmon menghadapi tekanan ekologis yang kian berat, termasuk serangan parasit seperti kutu laut. Di sisi lain, pembatasan izin baru dan meningkatnya penolakan dari sektor pariwisata membuat ekspansi semakin sulit.
Dengan memindahkan keramba ke laut terbuka, Norwegia berharap bisa mengurangi kepadatan budidaya, menekan risiko penyakit, dan menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan. Jika berhasil, model ini berpotensi menjadi acuan baru bagi akuakultur global dalam menjawab kebutuhan pangan dunia yang terus meningkat. (*)
