Operator Air Bersih di Batam Harus Profesional
BATAM (sijori.id) - Akademisi Politeknik Batam, Muhammad Zaenudin memiliki sudut pandang berbeda terkait pengelolaan air bersih di Batam. Menurut pria berpeci ini, solusi jangka panjang yang menjamim ketersediaan suplai air baku patut dipertimbangkan untuk masa depan Batam.
"Ketersediaan suplai air baku menjadi tantangan besar bagi pengelola Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) di Batam. Jumlah penduduk dan industri yang semakin berkembang, memaksa ketersediaan air juga harus dibenahi. Suplainya jangan sampai linear," kata Zaenuddin, Jumat (13/8/2021).
Untuk saat ini, dengan hanya mengandalkan suplai waduk yang juga mengandalkan air hujan, maka akan terkendala saat musim kemarau.
"Makanya saat ini butuh modernisasi untuk menjamin ketersediaan air bersih untuk jangka panjang. Dari regulator SPAM, juga diminta merancang blue print atau master plan yang sesuai dengan kondisi Batam kedepannya," paparnya.
Batam memiliki karakteristik yang sama dengan Singapura, terkait suplai air bersih. Dua pulau berdampingan ini miskin sumber daya alam. Tapi saat ini, Singapura tidak mengalami kendala berarti terkait ketersediaan air bersih.
Menurut Zainudin, Batam bisa belajar dari Singapura dan mencoba mengaplikasikannya di kota industri ini. Ia pernah mendengar bahwa BP Batam tengah berupaya mengembangkan teknologi untuk menampung setiap air yang ada di Batam, termasuk limbah.
Ia sangat menunggu implementasinya segera dilakukan. Dengan begitu, maka baik BP Batam maupun operator baru SPAM nanti akan lebih dimudahkan. "Ketersediaan air tidak bisa bicara setahun atau dua tahun, tapi ini merupakan PR jangka panjang. Jadi harus dibahas secara serius," ungkapnya.
Pengembang properti memiliki harapan besar dari penyelenggaraan lelang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam kali ini. Pasalnya dengan operator profesional yang diwujudkan dalam lelang ini, akan membantu perkembangan pasar properti kedepannya.
"Untuk kebutuhan saat ini, kebutuhan akan meteran air sudah terpenuhi. Satu hal yang belum ada yakni pengadaan jaringan induk baru," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan, Jumat (13/8) di Batam Centre.
Sebelumnya, persoalan pengadaan meteran baru memang menjadi persoalan utama bagi para pengembang. Pasalnya, meteran yang diperlukan untuk rumah baru, datangnya selalu terlambat. Imbasnya, yakni pembangunan menjadi lambat dan memperlama konsumen menempati rumahnya.
"Sekarang sudah mulai terpenuhi. Dan untuk sekarang, tantangan yang dihadapi oleh operator SPAM baru nanti yakni pengadaan jaringan baru untuk kawasan baru," terangnya.
Pengembangan properti akan semakin lancar, jika jaringan induk baru sudah terpasang. "Misalnya ditambah jaringan induk baru, maka akan ada perluasan proyek properti," ungkapnya.
Ia percaya bahwa BP Batam selaku regulator SPAM akan mengedepankan keputusan terbaik, demi kepentingan dunia usaha dan masyarakat Batam.
"Kalau bisa secepatnya, tentukan keputusan tender untuk jangka panjang. Operator yang bagus adalah yang mampu mengelola air dari hulu hingga mengalir sampai ke hilir seperti rumah-rumah. Untuk REI sendiri, sambuungan baru plus jaringan induk tadi menjadi konsen kami tentunya," terangnya.
Sementara itu, dunia industri butuh suplai air yang terjamin mengalir 24 jam. Sebagai kota industri, berita tentang Batam selalu menarik perhatian dunia internasional. Maka tidak heran, untuk menjaga citra Batam tetap positif di mata investor asing, pelayanan utilitas seperti air bersih harus terus dijaga berada di level tertinggi.
"Industri merupakan salah satu pilar penopang perekonomian di Kepri, khususnya Batam. Kontribusi terhadap perekonomian mencapai lebih dari 60 persen, yang disumbangkan oleh industri pengolahan," kata Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Oka Simatupang.
Menurut Oka, selama ini tidak ada persoalan berarti antara pengusaha industri dan pengelola air bersih di Batam. Apalagi, selama berpuluh-puluh tahun, suplai air berjalan lancar, sehingga industri pun terbantu dalam tiap operasionalnya.
Kalangan industri memiliki harapan besar bahwa lelang Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) berjalan lancar, mengingat betapa pentingnya layanan utilitas air yang profesional bagi kelangsungan industri di Batam.
"Semua industri butuh air. Baik untuk urusan kecil, hingga untuk urusan produksi. Bahkan, ada sejumlah industri menggunakan air bersih sebagai komponen utama. Jadi, kami berharap yang terbaik dari BP Batam sebagai regulator SPAM," tuturnya.
Sebagai kota industri, Batam memiliki sekitar 1.309 industri unggul, baik dari penanaman modal asing (PMA), maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 169 ribu pekerja dari hasil produksi migas dan non-migas.
