Optimis Industri Maritim Batam Bangkit Kembali

Pratiwi - Kamis, 19 Agustus 2021 23:37 WIB
Sudut salah satu galangan kapal di Kota Batam.

BATAM (sijori.id) - Ketua Indonesia National Shipowner Association (INSA) Batam, Osman Hasyim, yakin bisnis dibidang maritim mampu mendorong ekonomi kala pandemi.

"Saat pandemi, ekonomi memang menurun, tapi kegiatan maritim seharusnya meningkat. Saat ini banyak kapal menganggur, yang bisa dimasukkan Batam," yakin Osman Hasyim, Rabu (18/8/2021).

"Kami akan coba pasarkan Batam kembali, karena sudah punya daya jual. Apa yang sudah ada di Batam ini semuanya bagus, tinggal bagaimana dipasarkan kembali, agar kapal-kapal mau datang kembali," ungkapnya.

Sebelumnya, aliansi pengusaha maritim sudah menyepakati terkait pembebasan tarif tambat di Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dengan BP Batam.

"Kami hanya ingin Batam seperti dulu, punya daya saing. Kalau kapal mausk, maka akan ada devisa. Setelah itu, tinggal lima hal harus dikedepankan, yakni aman, nyaman, kepastian hukum, tarif bersaing dan pelayanan prima," ungkapnya.

Sementara itu, Kalangan pengusaha galangan kapal berharap pemerintah daerah bisa memberikan dukungan terhadap dunia maritim di Batam.

Kondisi seperti saat ini dinilai ideal, karena Batam tidak melakukan lockdown, sementara negara tetangga melakukannya. Sehingga menjadi kesempatan potensial menarik kapal-kapal agar masuk ke Batam.

"Batam memiliki potensi besar untuk bisnis maintenance dan repair kapal-kapal, "kata Ketua Harian Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), Novi Hasni baru-baru ini.

Menurut Novi, Batam hanya membutuhkan dukungan dan insentif dari pemerintah, khususnya BP Batam.

" Apapun jenis izin atau kebijakan yang dibuat tidak boleh lepas dari peraturan induknya, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41/2021 tentang kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (KPBPB) Batam, "katanya.

Beberapa hal yang diminta kalangan pengusaha galangan kapal yakni pembebasan jasa tambat di terminal khusus (Tersus) dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).

Ia mengingatkan bahwa Batam saat ini memiliki banyak saingan dari dalam negeri, contohnya Makasar, Sulawesi Selatan.

Kebijakan yang tidak pro dunia usaha akan menghambat kemajuan dunia maritim di Batam. "Hambatan kami ini terkait hal-hal seperti itu. Kapal-kapal nanti akan melirik daerah lain, "ungkapnya. (*)

Tags shipyardBagikan

RELATED NEWS