Optimis Pertumbuhan Ekonomi Kepri Meningkat pada Triwulan Ke 4
BATAM (sijori.id) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri memprediksi pertumbuhan ekonomi Kepri akan lebih baik pada triwulan ke 4. Penyebabnya, karena konsistensi industri melakukan ekspor.
"Kami optimis bahwa ekonomi Kepri di triwulan keempat akan lebih baik, dan akan mencapai 4 persen," kata Kepala BI Kepri, Musni Hardi, Sabtu (14/1½021).
Pertimbangan BI yakni kondisi Batam yang saat ini sudah memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1.
"Ekonomi Kepri kemarin di triwulan ketiga hanya tumbuh 2,97 persen. Melambat tentunya dibanding triwulan sebelumnya. Dan lebih rendah dari yang kami perkirakan," paparnya.
Penyebabnya yakni kondisi Batam pada Juli dan Agustus lalu yang masih dalam PPKM Level 4 dan 3. "Makanya kami imbau masyarakat untuk tetap jaga protokol kesehatan, apalagi di triwulan keempat ini memasuki musim Natal dan Tahun Baru (Nataru), mobilitas tentu akan lebih tinggi," jelasnya.
Kondisi industri yang stabil, sangat membantu menopang pertumbuhan ekonomi Kepri sepanjang 2021.
"Ekspor kita bagus, dan itu mampu menopang pertumbuhan ekonomi Kepri. Dampaknya besar, karena disebabkan permintaan terhadap barang elektronik dari Kepri masih tinggi," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, nilai ekspor Batam di September 2021 naik sebesar 3,97 persen dibanding ekspor Agustus 2021. Total nilai ekspor Batam mencapai US$ 1.020,29 juta.
"Nilai ekspor Batam menyumbang 74,08 persen dari total ekspor se-Kepri sebesar US$ 1.377,30 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, Rahmad Iswanto.
Penyumbang ekspor terbesar yakni ekspor non-migas yang mencapai US$ 908,55 juta atau naik 4,83 persen dibanding Agustus 2021. Sedangkan ekspor migas September 2021 hanya US$ 111,74 juta atau turun 2,56 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Ekspor non-migas HS 2 digit terbesar yakni golongan barang mesin/peralatan listrik sebesar US$ 376,65 juta," ungkapnya.
Sementara itu, negara tujuan ekspor terbesar masih Singapura dengan nilai US$ 411,17 juta. Kontribusinya mencapai 41,60 persen.
"Kemudian tujuan ke Amerika Serikat dengan nilai US$ 195,61 juta dan Tiongkok senilai US$ 65,60 juta dolar," ungkapnya. (*)