Pasar Dunia Minati Lampung Black Pepper

Pratiwi - Senin, 27 Juni 2022 07:07 WIB
ilustrasi lada hitam | freepik

JAKARTA (sijori.id) - Lampung Black Pepper atau lada hitam lampung disebut memiliki rasa dan aroma lebih pedas dibanding lada di daerah lain. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian mengatakan lada hitam lampung adalah komoditas potensial ekspor serta memiliki reputasi yang baik di pasar domestik dan internasional.

Prospek komoditas ini cukup besar dengan berkembangnya industri makanan dan konsumsi masyarakat yang menggunakan bahan baku lada sebagai penyedap makanan.

“Permintaan lada hitam di pasar internasional juga meningkat," kata Reni dalam keterangan resminya, dikutip Minggu, 26 Juni 2022.

Pihaknya mencatat ekspor lada berhasil mencapai 39,9 ribu ton pada 2021. Melalui pihak ketiga, lembaga pendamping telah melakukan ekspor dengan nilai terbesar ke India, Kenya, Australia, dan Jerman.

"Lada hitam Lampung telah mengantongi sertifikasi Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) sejak tahun 2016 karena reputasi baik tersebut,” ujar Reni.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank Riyani Tirtoso mengatakan upaya meningkatkan ekspor komoditas ini salah satunya melakukan berbagai program pelatihan kepada petani.

Program itu diantaranya, pelatihan penguatan manajemen usaha dan pemberian sarana produksi untuk peningkatan kapasitas produksi. Kemudian, pendampingan akses pasar, pendampingan sistem keamanan pangan, dan pelatihan aplikasi keuangan dalam penyusunan laporan keuangan,

Direktorat Jenderal IKMA telah bekerja sama dengan LPEI untuk mendampingi lebih dari 500 petani di Kabupaten Lampung Timur yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani Cahaya Baru (Gapoktan Cahaya Baru) yang berada di enam desa, yakni Sukadana Baru, Catur Swako, Tanjung Harapan, Negeri Katon, Putra Aji Dua, dan Surya Mataram.

Program ini bertujuan agar produksi dan ekspor komoditas ini meningkat, dapat memperluas akses pasar dan memacu pendapatan devisa yang berkelanjutan.

Disisi lain, juga meningkatkan kesejahteraan kelauarga petani dan pelaku usaha. (*)

RELATED NEWS