Patjarmerah Hadir di Solo, Lurs

Pratiwi - Rabu, 21 Juni 2023 22:58 WIB
null

SOLO (sijori.id) - Patjarmerah, singgah di Solo, tepatnya di Gerbang Ndalem Djojokoesoeman di Gajahan, Pasar Kliwon, Solo. Nantinya menjadi arena pasar buku dan festival literasi ini akan digelar pada 1-9 Juli 2023, mulai pukul 09.00 hingga 22.00 WIB.

Patjarmerah adalah Pasar Buku dan Festival Kecil Literasi Keliling Nusantara yang dijuluki oleh para pencinta buku dan media sebagai sirkus literasi keliling.

“Kekayaan narasi dan sejarah panjang Surakarta jugalah yang membuat patjamerah memilih mengawali denyutnya pada 2023 di kota ini. Sebelum Pandemi kami berencana membuat patjarmerah di Solo, sekitar April 2020,” cerita Windy Ariestanty, pendiri dan penggagas patjarmerah, Rabu, 21 Juni 2023.

Solo adalah tempat yang sangat kental dengan budaya literasi dan sangat banyak merekam sejarahterkait jejak penulisan masa lampau. Karya-karya klasik lahir dari Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.

Di antaranya Yosodipuro yang menulis Serat Wulang Reh, Paku Buwono IV dan Serat Wulang Sunu, Mangkunegara IV menulis Serat Wedhatama, Paku Buwono V menulis Serat Centhini, dan ada juga pujangga legendaris dari Kota Solo, yaitu Ki Padmasusastra dan Ronggowarsito. Selain itu, majalah dan surat kabar pertama di Indonesia pun lahir di Solo.

“Solo dengan semua ciri khas dan kedenyutannya menjadi titik tepat untukmengawali patjarmerah 2023. Dari titik yang menjadi arena pergerakan inilah, patjarmerah akan bergerak,” sambung Windy.

Banyak tokoh penting yang menggencarkan pergerakan datang dari Surakarta. Sebutlah Tjokroaminoto, H. Samanhudi, dan Marco Kartodikromo. Mereka mengandalkan kemampuan tulis-menulisnya di surat kabar dan berbagai macam aksi protes yang digelar dalam rangka menuntut persamaan hak bumiputera.

Ada pula Tjipto Mangunkusumo yang mengkritisi sistem feodal. Sarekat Islam dan gerakan Bumi Putera. Denyut Literasi dan Identitas Tempat Denyut dipilih menjadi tema patjarmerah selama 2023.

Kata ini menyimbolkan hidup dan upaya untuk terus hidup, termasuk di dunia literasi. Ini jugalah yang dilihatoleh Mufti Rahardjo, Sekretaris Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Dispersipda)Solo. Sebagai salah satu kebutuhan dasar yang kodrati, literasi membuat kita mendapatkan bagian dari pemenuhan jawaban kognitif (cipta), afektif (rasa), dan psikomotoris (karsa).

Bagi Mufti, kehadiran patjarmerah dengan segala portofolio dan beragam aktivitasnya memberi ruang yang segar bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Di mata Akhmad Ramdhon, dosen Universitas Sebelas Maret dan juga pegiat literasi Solo, jejak panjang literasi yang membentuk Solo adalah hasil perpaduan keberadaan tradisi Kasunanan dan Mangkunegaran. (*)

Tags Patjarmerah Bagikan

RELATED NEWS