Pemanasan Global Terjadi di Penjuru Dunia

Pratiwi - Kamis, 06 Juli 2023 21:55 WIB
null

(sijori.id) – Melansir The Guardian, belakangan ini suhu di berbagai negara mengalami peningkatan siginifikan misalnya pada bulan Juni 2023, Inggris mengalami suhu terpanasanya. Kemudian Amerika Serikat bagian selatan suhu nya meningkat hingga 4 Juli 2023. Lalu beberapa wilayah di China suhunya di atas 35 derajat celcius.

Suhu di Afrika Utara hampir mencapai 50 derajat celcius dan di Timur Tengah terutama di Arab Saudi ribuan manusia melakukan ibadah haji di tengah cuaca panas yang luar biasa.

Bahkan Antartika, yang saat ini sedang berada musim dingin mengalami peningkatan suhu-suhu permukaan. Selain itu, pusat penilitian Vernadsky Ukraina, di kepulauan Argentina yang luas dan beku itu belakangan ini dikabarkan telah mencapai suhu terpanas yang mencapai 8,7 derajat celcius.

Lembaga riset iklim Climate Reanalyzer melaporkan suhu rata-rata dunia pada hari Selasa 4 Juli 2023 mencapai 17,18 derajat celcius. Ini menjadi suhu panas global sejak terakhir kali terjadi tahun 2016 yang diakibatkan badai El Nino.

Sebelumnya, pada Senin 3 Juli, Climate Reanalyzer yang didukung University of Maine ini menyatakan jika suhu rata-rata dunia telah mencapai titik tertingginya sebesar 17,01 derajat celcius. Namun, satu hari berikutnya iklim dunia dinyatakan meningkat lagi sekaligus melampaui suhu panas dunia tahun 2016 sebesar 16,92 derajat celcius.

Dalam melakukan risetnya, Climate Reanalyzer menggunakan data prakiraan cuaca yang telah dirilis oleh Pusat Prediksi Lingkungan Nasional AS. Data ini meliputi rata-rata suhu udara dua harian yang didapatkan melalui pengamatan permukaan dunia dari satelit atau pun drone.

Sementara itu Organisasi Meteorologi Dunia PBB (WMO) juga telah menyatakan badai El Nino kembali melanda dunia. Pernyataan ini diperkuat oleh data meningkatnya suhu yang diakibatkan pemanasan global antropogenik. Maka tak heran jika akhir-akhir ini meningkat signifikan.

Bahkan Dosen Ilmu Iklim, Imperial College London, Dr Paulo Ceppi mengatakan fenomena meningkatnya suhu yang diakibatkan El Nino ini belum mencapai puncaknya.

“El Niño belum mencapai puncaknya dan musim panas masih berlangsung di belahan bumi utara, jadi tidak mengherankan jika rekor tersebut dipecahkan lagi dalam beberapa hari atau minggu mendatang,” ungkap Paulo Ceppi dikutip TrenAsia dari Washington Post, Kamis 6 Juli 2023.

“Kemungkinannya (suhu terpanas) adalah bulan Juli akan menjadi bulan terhangat yang pernah ada, dan bersamaan dengan itu menjadi bulan terpanas yang pernah ada. Ini artinya sejak Eemian, sekitar 120.000 tahun yang lalu, ” kata Dr Karsten Haustein, peneliti Radiasi Atmosfer di Universitas Leipzig. (*)

(*)

Tags panasBagikan

RELATED NEWS