Pemerintah Mendorong Pemanfaatan Energi Surya
PLTS Atap/Listrik Indonesia
undefined
JAKARTA (sijori.id) - Pemeirntah terus mendorong pemanfaatan energi surya berupa Pembangkit Listrik Tenaga Listrik (PLTS) Atap sejalan dengan target menurunkan emisi sebesar 956 juta ton CO2 di tahun 2050.
Dari target penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap berkapasitas 3,61 gigawatt (GW) pada tahun 2026, saat ini kapasitas terpasang baru mencapai 200,1 megawatt (MW).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dibutuhkan kerja keras dan langkah strategis untuk mencapai target itu. Seain itu, dibutuhkan komitmen dan kolaborasi dari para stakeholder serta regulasi yang tepat dari pemerintah.
“Saya tentunya berharap kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pemanfaatan energi surya berupa PLTS Atap, utamanya di Pulau Jawa, PLTS Terapung, PLTS di bekas lahan tambang dan PLTS Hydro serta Hybrid sehingga mampu mendorong pertumbuhan rantai pasok di dalam negeri baik investasi ditingkat hulu maupun di hilir,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, dikutip Jumat, 22 April 2022.
Ditambahkan, energi surya merupakan salah satu alternatif yang terus didorong dan memberikan hasil positif terutama untuk mendiversifikasi energi. Energi surya mampu menjadi andalan sebagai upaya menggerakkan ekonomi hijau. PLTS juga dapat menciptakan kemampuan manufaktur baru sekaligus mendorong penciptaan lapangan kerja.
Sependapat, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial mengatakan energi surya bisa menjadi sumber tenaga listrik andalan dalam target net zero emission (NZE).
Pada roadmap transisi energi Indonesia untuk mencapai net zero emission, energi surya akan berperan penting dalam penyediaan energi listrik, di mana dari 587 Giga Watt (GW) kapasitas pembangkit EBT, sebesar 361 GW atau lebih dari 60% akan berasal dari energi surya.
"Mayoritas penyediaan listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk mendukung pencapaian target ini direncanakan berasal dari energi surya,” kata Ego.
Menurut Ego, besarnya potensi energi surya yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu alasan pemerintah menaruh perhatian khusus kepada energi itu. Data Kementerian ESDM menunjukan potensi energi surya di Indonesia mencapai lebih dari 3.200 GW. Angka tersebut setara 89% dari total potensi EBT.
Untuk mendukung pengembangan energi surya, pemerintah telah menyusun sejumlah program besar. Salah satunya pemerintah akan mendorong penggunaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target kapasitas 3,61 GW pada tahun 2026.
“Untuk mengimplementasikan program-program ini membutuhkan kontribusi dari banyak pihak, tidak hanya pemerintah, pemegang wilayah usaha maupun pengembang EBT, tetapi juga para pengguna energi seperti sektor komersial dan industri,” kata Ego. (*)