Pengaruh Bahasa Arab dalam Bahasa Dunia, dari Ilmu Pengetahuan hingga Percakapan Sehari-hari

Pratiwi - Jumat, 19 Desember 2025 23:06 WIB
null

(sijori.id) - Bahasa Arab termasuk salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Jumlah penuturnya diperkirakan mencapai sedikitnya 400 juta orang, terdiri dari sekitar 200 juta penutur asli dan 200 juta hingga 250 juta penutur non-asli.

Dalam praktik resmi, Bahasa Arab Standar Modern (Modern Standard Arabic/MSA) digunakan sebagai bahasa pemerintahan, hukum, dan pendidikan. Bahasa ini juga berperan penting dalam forum internasional serta konteks keagamaan. Di luar itu, terdapat lebih dari 25 dialek bahasa Arab yang digunakan sehari-hari di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Setiap 18 Desember, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati Hari Bahasa Arab Sedunia. Peringatan ini dimaksudkan untuk menegaskan peran bahasa Arab sebagai “pilar keberagaman budaya umat manusia”. Tanggal tersebut merujuk pada keputusan Majelis Umum PBB pada 1973 yang menetapkan bahasa Arab sebagai salah satu dari enam bahasa resmi PBB.

Sejarah panjang bahasa Arab membuat pengaruhnya merambah ke berbagai bahasa dunia. Sebagai bahasa Semitik dengan jumlah penutur terbanyak, bahasa Arab telah berabad-abad bersentuhan dengan masyarakat lain melalui perdagangan, ilmu pengetahuan, dan pertukaran budaya. Jejaknya kini dapat ditemukan dalam bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Turki, dan banyak bahasa lain yang menyerap ratusan bahkan ribuan kosakata Arab dalam penggunaan sehari-hari.

Pakar linguistik dan dosen bahasa Arab di Qatar University, Muntasir Al Hamad, menilai proses saling meminjam kata antarbasa merupakan hal yang wajar. Menurut dia, tidak ada bahasa yang berkembang secara terisolasi. “Bahasa Arab tidak berbeda dengan bahasa lain. Pengaruh itu tercermin dalam kosakata, ilmu pengetahuan, teknologi, dan peradaban,” ujarnya.

Bahasa Arab sendiri menggunakan sistem tulisan yang khas, dengan 28 huruf yang ditulis dari kanan ke kiri. Bentuk hurufnya bersambung dan dapat berubah sesuai dengan posisinya dalam kata. Dalam penulisan sehari-hari, tanda vokal pendek umumnya tidak dituliskan. Karakteristik ini kerap membuat bahasa Arab dianggap sulit dipelajari oleh penutur non-asli.

Namun, Al Hamad menilai anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Ia menyebut salah satu kesalahpahaman terbesar adalah anggapan bahwa bahasa Arab termasuk bahasa tersulit di dunia. “Sebenarnya, bahasa Arab hanya memiliki sistem yang berbeda dari bahasa Inggris atau bahasa Eropa lainnya,” kata dia. Bahkan, bagi penutur bahasa seperti Urdu dan Persia, aksara Arab relatif familiar, sementara penutur bahasa Turki cenderung lebih mudah menghafal kosakatanya karena banyaknya serapan dari bahasa Arab.

Kontribusi bahasa Arab terhadap ilmu pengetahuan dunia juga sangat besar, terutama di bidang matematika dan sains. Salah satu contohnya adalah kata algebra (kita mengenal dengan kata Aljabar, salah satu materi dalam perlajaran Matematika), yang berasal dari istilah Arab al-jabr, berarti “penyatuan” atau “pemulihan”. Istilah ini muncul dalam judul karya ilmiah abad ke-9 tentang persamaan matematika yang ditulis oleh ilmuwan Persia, Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi—nama yang juga melahirkan istilah algoritma.

Sejumlah kata Arab mengalami perubahan bentuk yang signifikan saat masuk ke bahasa lain. Kata carat, misalnya, yang digunakan untuk mengukur berat batu mulia, berakar dari kata Arab qirat. Karena bunyi huruf “q” jarang digunakan di awal kata dalam bahasa Inggris, kata tersebut kemudian disesuaikan menjadi bentuk yang lebih akrab secara fonetik.

Proses serupa terjadi pada kata giraffe / jerapah, yang berasal dari kata Arab zarafa. Sementara itu, istilah tariff berakar dari kata ta’rif, yang berarti “memberi tahu” atau “mengumumkan”, dan masuk ke bahasa Inggris melalui jalur perdagangan serta perantara bahasa-bahasa Eropa dan Turki.

Menurut Al Hamad, pertukaran kosakata ini mencerminkan sejarah panjang interaksi antarbangsa. Bahasa Arab tidak hanya memengaruhi bahasa lain, tetapi juga dipengaruhi oleh bahasa-bahasa yang bersentuhan dengannya, termasuk pada masa kolonial. Dengan demikian, warisan bahasa Arab tetap hidup dan digunakan secara global, sering kali tanpa disadari oleh para penuturnya. (*)

RELATED NEWS