Pengusaha Waspadai Pengetatan Pengamanan Pangan di Negara Tujuan Ekspo

Pengunjung melintas diantara varian produk mie instan di gerai KKV pusat perbelanjaan Mal Central Park, Jakarta, Jum’at, 8 Januari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
undefined
JAKARTA (sijori.id) - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman turut angkat bicara terkait produk Mie Sedaap yang belakangan ini ramai ditarik dari peredaran di banyak negara. Ia mencontohkan pestisida residu yang belum lama ini dideteksi oleh Taiwan, Hong Kong, dan Singapura.
"Kita lihat yang kita waspadai adalah persaingan pengetatan tentang pengaman pangan di negara-negara kelihatannya banyak negara semakin memperketat aturan-aturan karena kemajuan teknologi semakin banyak dalam hal mendeteksi pestisida residu," ujarnya pada Rabu, 19 Oktober 2022
Menurut Adhi, teknologi Indonesia sendiri belum bisa mendeteksi pestisida residu di dalam makanan. Maka hal ini bisa menjadi hambatan pengusaha untuk mengekspor makanan instan salah satunya ke luar negeri. Harapannya dengan adanya penarikan ini Indonesia leboh berbenah terkait kemampuan teknologi deteksi bahaya ini.
Dalam Kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) buka suara terkait persoalan produk Mie Sedaap yang belakangan ini ramai ditarik oleh berbagai negara.
Zulhas sapaan akrabnya mengatakan, penarikan itu hanya satu produk yang bermasalah dari miliaran produk makanan yang ada, akan dicek lebih lanjut.
"Sama juga, namanya makanan kan banyak. Kalau dari 1 miliar, 1 kan kadang- kadang ada. Dari luar juga begitu," kata Zulhas di sela sela acara Trade Expo Indonesia ke-37 2022 pada Rabu, 20 Oktober 2022.
Sebagai informasi, belakangan ini sejumlah varian produk Mie Sedaap ditarik oleh berbagai negara, salah satunya negeri Singapura. Namun tak hanya itu hebohnya penarikan mi ini berawal dari Taiwan yang menolak masuknya Mie Sedaap Cup karena disebut mengandung kelebihan residu pestisida.
Kemudian disusul juga Hong Kong yang ikut menarik Mie Sedaap goreng rasa Korean Spicy Chicken karena ditemukan pestisida, etilen oksida pada produk mi instan tersebut. (*)
Berita Sebelumnya
Gelar TrenAsia ESG Excellence 2022, Pebisnis Diajak Ubah Mindset ...
Berita Selanjutnya