Penjualan Senjata Amerika Melesat

Pratiwi - Selasa, 14 Maret 2023 17:23 WIB

Jet tempur F-15 Amerika/USAF

undefined

STOCKHOLM (sijori.id) - Ekspor senjata global telah lama didominasi oleh Amerika dan Rusia yang selama tiga dekade terakhir secara konsisten menempati urutan pertama dan kedua. Namun kesenjangan antara keduanya semakin melebar secara signifikan.

Data terbaru yang dirilis Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) yang dirilis 13 Maret 2023 menunjukkan Rusia masih menempati posisi kedua. Tetapi ekspor senjata Rusia ini turun sebesar 31 persen antara tahun 2013–2017 dan 2018–2022. Ini menjadikan pangsa ekspor senjata globalnya menurun dari 22 persen menjadi 16 persen,

Di sisi lain Amerika dalam kurun waktu yang sama mengalami peningkatan pesat. Ekspor senjata negara ini meningkat sebesar 14 dan menyumbang 40 persen dari ekspor senjata global pada 2018–2022.

Prancis jarak antara Rusia dan pemasok terbesar ketiga yakni Prancis semakin menyempit. Negara ini sekarang menguasai 11 persen pangsa pasar senjata. Naik dari sebelumnya yakni 7 persen.

Ekspor senjata Rusia turun di 8 dari 10 negara penerima terbesarnya. Ekspor ke India, penerima terbesar senjata Rusia, turun 37 persen. Sementara ekspor ke 7 negara lainnya turun rata-rata 59 persen. Namun, ekspor senjata Rusia meningkat ke China 39 persen dan Mesir 44 persen. Ini menjadikan mereka menjadi penerima terbesar kedua dan ketiga Rusia.

Data terakhir adalah ekspor senjata selama lima tahun yakni 2018-2022. Ini berarti efek perang ukraina belum sepenuhnya masuk.

Siemon T. Wezeman, peneliti senior di Program Transfer Senjata SIPRI memperkirakakn ekspor senjata Rusia kemungkinan akan terus turun. Invasi ke Ukraina akan semakin membatasi ekspor senjata Rusia sedikitnya karena dua alasan. Pertama karena Rusia akan memprioritaskan pasokan angkatan bersenjatanya. Dan kedua permintaan dari negara lain akan tetap rendah karena sanksi perdagangan terhadap Rusia . “Selain itu juga meningkatnya tekanan dari Amerika dan sekutunya untuk tidak membeli senjata Rusia,” katanya dalam laman resmi SIPRI.

Ekspor senjata Prancis juga mengalami peningkatan besar yakni sebesar 44 persen. Sebagian besar dari ekspor ini adalah ke negara-negara di Asia dan Oseania dan Timur Tengah. India menerima 30 persen ekspor senjata Prancis pada 2018–2022. Negara ini menggeser Amerika sebagai pemasok senjata terbesar kedua ke India setelah Rusia.

Dalam pandangan SIPRI, Prancis mendapatkan pangsa pasar senjata global lebih besar karena ekspor senjata Rusia menurun. Ini seperti yang terlihat di India, misalnya. Situasi ini kemungkinan akan berlanjut, karena pada akhir tahun 2022 Prancis memiliki pesanan ekspor senjata yang jauh lebih banyak daripada Rusia.

Tetapi tidak hanya Rusia yang mengalami penurunan ekspor senjata. China juga mengalami penurunan hingga 23 persen, Jerman turun 35 persen sementara Inggris turun 35 persen. 10 negara pengeskpor senjata terbesar selama 2018–2022 adalah Amerika, Rusia, Prancis, China, Jerman, Italia, Inggris, Spanyol, Korea Selatan dan Israel.

Di antara tujuh pengekspor senjata teratas setelah Amerika , Rusia, dan Prancis, lima negara mengalami penurunan ekspor senjata. Mereka adalah China yang turun 23 persen, Jerman turun 35 persen, Inggris turun 35 persen, Spanyol turun 4,4 persen dan Israel turun 15 persen. Sementara dua negara lain mengalami peningkatan besar yakni Italia naik 45 persen dan Korea Selatan meningkat 74 persen.

Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, negara-negara Eropa ingin mengimpor lebih banyak senjata dan lebih cepat. Ukraina negara yang sedang menghadapi serangan Rusia kini menjadi importir senjata terbesar ke 14 dalam periode 5 tahun hingga 2022. Tetapi SIPRI mencatat khusus untuk tahun 2022 negara ini menjadi pengimpor senjata ketiga dunia. Ini salah satunya sebagai hasil dari bantuan militer dari dan banyak negara Eropa setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

10 Negara pengimpor senjata dalam periode tersebut adalah India, Saudi Arabia, Qatar, Australia, China, Mesir, Korea Selatan, Pakistan, Jepang dan Amerika Serikat. Meski menjadi pengeskpor senjata terbesar di dunia, Amerika masih membeli senjata dari negara lain yang nilainya 2.7 persen impor senjata global. Tiga negara pemasok utama senjata ke Amerika adalah Inggris, Belanda dan Prancis.

Sedangkan Indonesia dalam daftar SIPRI masuk dalam urutan ke-24 sebagai pengimpor senjata. Indonesia mengimpor 0.9 senjata dari pangsa global. Turun 69 persen dibandingkan lima tahun sebelumnya. Saat itu Indonesia membeli 2.7 persen senjata yang dijual di dunia. Korea, Amerika dan Prancis adalah tiga pemasok utama senjata ke Indonesia.

Beberapa perkembangan menarik dari laporan tersebut antara lain impor senjata ke Asia Tenggara menurun sebesar 42 persen antara tahun 2013–2017 dan 2018–2022. Penurunan ini setidaknya sebagian karena negara masih menyerap perlengkapan yang dikirim sebelum 2018. Filipina melawan tren ini, dengan peningkatan impor senjata sebesar 64 persen.

Sementara negara-negara NATO Eropa meningkatkan impor senjata mereka sebesar 65 persen. Ini karena mereka berusaha memperkuat persenjataan mereka sebagai tanggapan terhadap ancaman yang dirasakan meningkat dari Rusia. Ekspor senjata Amerika ke Türkiye menurun drastis karena ketegangan bilateral. Ankara turun dari urutan ke-7 penerima terbesar senjata Amerika menjadi nomor 27. (*)

Tags senjataBagikan

RELATED NEWS