Pertamina Akuisisi Blok Masela

Pratiwi - Selasa, 25 Juli 2023 19:32 WIB
Pertamina

JAKARTA (sijori.id) - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi menandatangani perjanjian jual beli untuk akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services Limited di Blok Masela.

Akuisisi ini dilakukan PHE bersama dengan BUMN asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas). Hasil kesepakatannya, PHE dan Petronas masing-masing mengakuisisi saham milik Shell sebesar 20% dan 15%.

Penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan Blok Masela dilakukan langsung oleh Direktur Utama PHE Wiko Migantoro, Naib Presiden Eksekutif & Ketua Pegawai Eksekutif Huluan PETRONAS, Datuk Adif Zulkifli, dan Director Finance for Acquisition Divestment and NBD Asia Pacific Shell Kuo Tong Soo.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan, pembelian saham Shell di Masela merupakan bentuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

“Selain mengelola lapangan eksisting maka diperlukan strategi untuk mengembangkan lapangan baru, salah satunya adalah Lapangan Abadi di Blok Masela,” ungkap Nicke dalam pembukaan Konvensi Indonesia Petroleum Association (IPA) pada Selasa, 25 Juli 2023.

Nicke menjelaskan, bahwa ke depannya Lapangan Abadi Blok Masela berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja. Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat membantu percepatan pengembangan area lokal sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat menyerap tenaga kerja lokal. Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada pengembangan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.

Melansir laman resmi Shell, diketahui Pertamina dan Pertonas menggelontorkan dana sebesar US$650 juta atau Rp9,75 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS). Namun pembayaran akan dibagi dalam dua waktu, sebesar US$325 juta dalam bentuk tunai dengan tambahan jumlah kontingen sebesar US$325 juta yang harus dibayarkan saat keputusan investasi akhir (FID) diambil pada proyek gas Abadi.

Dikonfirmasi terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajar Djoko Santoso membenarkan angka tersebut.

"Benar," katanya kepada TrenAsia pada Selasa, 25 Juli 2023.

Sebagai informasi, wilayah kerja Masela berlokasi di Laut Arafura sekitar 650 Km dari Kepulauan Maluku dan 170 km dari Kepulauan Babar dan Tanimbar. Kontrak ditandatangani pada 16 November 1998 dan berakhir pada November 2028 (30 tahun).

Blok Masela sudah mendapatkan kompensasi waktu 7 tahun dan perpanjangan kontrak selama 20 tahun, sehingga kontrak akan berakhir pada 15 November 2055. Pemegang interest saat ini, Inpex Masela Ltd sebesar 65% atau sebagai operator, dan Shell Upstream Overseas Services Ltd sebesar 35%.

Telah disepakati kilang LNG akan dibangun di darat atau Pulau Yamdena dengan kapasitas produksi gas sebesar 9,5 million ton per annum (MTPA) atau 1.600 million standard cubic feet per day (MMSCFD) dan 150 MMSCFD (gas pipa), serta kondensat 35.000 barrels of condensate per day (BCPD).

Arifin mengatakan, Proyek Masela merupakan salah satu proyek besar yang akan menghasilkan kumulatif produksi dari 2027-2055 Gas 16,38 triliun standard cubic feet/TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales), dan kondensat 255,28 million stock tank barrels (MMSTB). (*)

Tags pertaminaBagikan

RELATED NEWS