Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,94 Persen

Pratiwi - Selasa, 07 November 2023 15:52 WIB
.

JAKARTA (sijori.id) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 yang mencatatkan tumbuh positif sebesar 4,94 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan banyak negara lain.

"Indonesia menjadi salah satu negara yang tumbuh kuat, dan pertumbuhan kita masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain termasuk China, Malaysia bahkan Singapura. Tentu kita juga berada di atas seperti Vietnam," ujar Airlangga dalam konferensi pers pada Senin, 6 November 2023 di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada Kuartal III 2023 negara China tercatat sebesar 4,9 persen , Malaysia sebesar 2,9 persen , serta Singapura yang tercatat 0,7 persen .

Menurut Airlangga, faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi pertumbuhan 2,63 persen (yoy).

Sektor Transportasi dan Komunikasi menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang dapat dilihat dari peningkatan penjualan sepeda motor, penumpang angkutan kereta api, kapal, dan pesawat, serta sektor restoran dan hotel.

Selain itu, Airlangga juga menyebutkan klaim pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih unggul dibandingkan dengan banyak negara lain dapat dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) per September 2023 yang mencapai level 121,7, serta dalam pembentukan modal tetap bruto (PMTB).

"Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan upaya nilai tambah ekonomi terus harus dilanjutkan terutama pembangunan berbagai Kawasan Industri maupun Kawasan Ekonomi Khusus, juga yang baik adalah transportasi pergudangan pertumbuhannya juga biasa pertumbuhan ekonomi yaitu 14,74%," ujar Airlangga.
Peningkatan Penduduk Bekerja

Airlangga juga menilai salah satu aspek positif dalam kuartal III adalah peningkatan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 4,55 juta, yang disusul oleh penurunan tingkat kemiskinan dan kemiskinan ekstrem.

Di sisi lain, Airlangga juga mengingatkan akan tingginya risiko ketidakpastian dalam ekonomi global terutama situasi geopolitik yang tengah meningkat di Palestina serta fenomena alam El Nino.

Airlangga juga menyebutkan bahwa risiko-risiko baru akibat ketidakpastian global muncul, termasuk konflik antara penjajah Israel dan Hamas di Palestina, prediksi dari berbagai lembaga internasional yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang melambat serta dampak perubahan iklim yang berdampak mengganggu pasokan pangan.

Mengamati sejumlah fenomena tersebut, Airlangga memproyeksikan sejumlah harga komoditas seperti bahan bakar minyak (BBM) akan terpengaruh. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan upaya antisipasi dan mendorong pemanfaatan bonus demografi melalui transformasi ekonomi, eksploitasi nilai tambah, serta transisi menuju ekonomi berkelanjutan.

"Risiko perang, kita masih monitoring karena biasanya kalau ada ketegangan, yang terkena adalah komoditas termasuk BBM dan komoditas lain. Namun karena pertumbuhan ekonomi global itu menurun, maka efek kenaikannya sementara masih kuat," ujar Airlangga. (*)

Tags Pertumbuhan ekonomiBagikan

RELATED NEWS