PGN Perkuat Infrastruktur Gas Bumi demi Ketahanan Energi Nasional
JAKARTA (sijori.id) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk mendukung hilirisasi migas dan memperkuat ketahanan energi nasional. Langkah ini selaras dengan strategi pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor energi dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Dalam Rakernas Aspebindo (27/2/2025), Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menegaskan pentingnya peran gas bumi dalam hilirisasi migas. Menjawab tantangan tersebut, PGN menjalankan strategi pengembangan gas bumi secara menyeluruh.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, menjelaskan bahwa PGN aktif membangun jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan memperluas akses bagi pengguna baru. Dengan meningkatnya permintaan di Indonesia Tengah dan Timur, terutama dari industri smelter, PGN juga mengembangkan infrastruktur beyond pipeline, seperti terminal penerima LNG dan LNG Hub. Infrastruktur ini bertujuan meningkatkan kapasitas penyimpanan dan memperkuat ketahanan suplai gas.
PGN juga melihat peluang dalam pemanfaatan LNG untuk kawasan industri di Indonesia Tengah dan Timur. “Kami siap berkolaborasi dengan industri dalam penyediaan energi yang efektif dan efisien,” ujar Rosa.
Selain memperkuat industri, PGN berkomitmen mendukung pengurangan impor LPG melalui pembangunan jaringan gas rumah tangga (jargas). Pada 2025, PGN menargetkan pembangunan 200.000 sambungan rumah tangga, yang secara makro berpotensi mengurangi impor LPG hingga 100.000 metrik ton dan menghemat subsidi energi sebesar Rp 672 miliar per 1 juta sambungan.
PGN juga mendorong pemanfaatan limbah kelapa sawit (POME) untuk menghasilkan biomethane. Proyek yang berlokasi di Sumatera ini akan menginjeksikan biomethane ke jaringan pipa eksisting, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan energi hijau di masa depan. (*)