Physical Phones, Gerakan Baru yang Menantang Dominasi Smartphone

Pratiwi - Kamis, 04 Desember 2025 05:49 WIB
Physical Phones adalah telepon bergaya telepon rumah yang terhubung ke ponsel pintar melalui Bluetooth. Julia Harris | CNBC

Cat Goetze mungkin dikenal sebagai pendiri perusahaan rintisan teknologi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia justru menempuh perjalanan panjang untuk mengurangi ketergantungannya pada gawai.

Dua tahun lalu, perempuan yang akrab disapa CatGPT di media sosial itu mulai mempertimbangkan meninggalkan ponsel pintar dan beralih ke perangkat yang lebih sederhana. “Saya waktu itu membayangkan betapa menyenangkannya jika kita masih memakai telepon rumah, bisa memutar kabel sambil ngobrol dengan teman. Rasanya nostalgik dan elegan,” ujarnya kepada CNBC Make It.

Keinginan itu berujung pada eksperimen kecil. Setelah mengetahui bahwa memasang telepon rumah di apartemennya membutuhkan nomor baru dan biaya tambahan, Goetze memutuskan membuat versinya sendiri. Ia membeli telepon rumah bekas dan mengubahnya menjadi perangkat berteknologi Bluetooth. Telepon genggam berwarna merah muda itu menjadi pusat perhatian di apartemennya. Ia bisa membuka pintu tamu dari sana, serta melakukan panggilan keluar layaknya telepon rumah biasa.

Pada Juli 2025, setelah dua tahun memakai perangkat tersebut, Goetze membagikannya ke publik lewat unggahan video. Responsnya di luar dugaan. Ratusan komentar masuk dalam hitungan jam, mayoritas menanyakan cara mendapatkan telepon itu. Ia kemudian membuka pemesanan lewat toko daring, dengan perkiraan awal hanya 15–20 orang yang berminat.

Perkiraan itu meleset jauh. Dalam tiga hari pertama, proyek yang dinamainya Physical Phones mencatat penjualan lebih dari 120.000 dolar AS. Hingga akhir Oktober, lebih dari 3.000 unit terjual dengan nilai total sekitar 280.000 dolar AS. “Rasanya seperti menangkap petir dalam botol,” ujarnya.

Produk Physical Phones kini hadir dalam lima varian, dengan harga antara 90 hingga 110 dolar AS. Goetze bekerja sama dengan produsen elektronik untuk memenuhi permintaan, dan pengiriman batch pertama dijadwalkan mulai Desember. Perangkat tersebut dapat tersambung ke ponsel berbasis iOS maupun Android melalui Bluetooth. Telepon akan berdering ketika ponsel menerima panggilan suara atau video—termasuk dari WhatsApp, FaceTime, Instagram, dan Snapchat—dan suara panggilan dialihkan ke perangkat itu. Pengguna juga dapat melakukan panggilan keluar dengan menekan nomor tujuan, atau menekan tanda bintang (*) untuk mengaktifkan asisten suara ponsel.

Goetze menilai keberhasilan produknya sejalan dengan tren masyarakat yang ingin mengurangi waktu penggunaan layar dan ketergantungan pada ponsel. Pandemi Covid-19, menurut dia, menjadi titik perubahan besar dalam pola konsumsi digital. Di tengah keterasingan, banyak orang mencari pelarian dan hiburan melalui aplikasi seperti TikTok.

Kini, sebagian konsumen mulai jenuh dengan dominasi perusahaan teknologi, alur feed tanpa akhir, serta konten berbasis kecerdasan buatan. “Rentang perhatian kita semakin pendek, kecemasan meningkat, dan kita kurang hadir dalam kehidupan nyata. Kita mengalami epidemi kesepian,” ujarnya. “Banyak orang mulai berpikir: saya tidak ingin terus seperti ini. Saya ingin memilih masa depan yang berbeda.”

Meski demikian, Goetze menegaskan tak bermaksud memusuhi teknologi. “Teknologi memberi kita energi berkelanjutan, vaksin, dan banyak hal baik lainnya. Pertanyaannya, bagaimana kita hidup berdampingan dengannya secara seimbang?” katanya. (*)

RELATED NEWS