Potensi Ekonomi Kota Bitung
Kota Bitung terletak di Pulau Sulawesi, tepatnya berada di Provinsi Sulawesi Utara. Nama kota ini diambil dari pohon bitung (Hivia Hospital) yang banyak tumbuh di pesisir pantai Nusantara hingga ke Madagaskar. Presiden Soeharto menyematkan julukan pohon bitung sebagai pohon perdamaian pada perayaan hari Lingkungan Hidup tahun 1986.
Kota Bitung menjadi Kota Administratif (Kotif) pertama di Indonesia yang diresmikan pada 10 April 1975. Peningkatan statusnya dari kecamatan menjadi Kotif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975. Luas wilayah Bitung pada awal menjadi Kotif mencapai 304 km persegi yang terdiri dari tiga kecamatan dengan 35 desa. Wempi A. Worang menjadi tokoh pertama yang menjabat sebagai Wali Kota Kotif Bitung.
Status Kotif Bitung kemudian meningkat menjadi Kota Madya pada tanggal 10 Oktober 1990 berkat usaha dari Wali Kota Sarundajang. Penetapan Kotif Bitung menjadi Kota Madya berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1990 dimana peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri, Rudini, dilansir dari laman resmi Pemkot Bitung, Senin 27 November 2023.
Kota ini terletak diujung bagian timur sulawesi utara yang berbatasan dengan lautan. Bagian daratannya merupakan kawasan berbukit dan pegunungan.
Berjuluk Kota Cakalang
Kota yang terletak sejauh 44 kilometer dari Kota Manado ini berjuluk sebagai Kota Cakalang. Julukan tersebut tidak dapat dipisahkan dari potensi alam di Kota Bitung sendiri. Bitung menjadi kota pelabuhan utama tempat bersandarnya kapal-kapal penangkap ikan besar, dengan hasil tangkapan seperti cakalang, tuna, dan layang, dilansir dari laman resmi Kemenparekraf, Senin. Terdapat festival tuna di Kota Bitung yang dilakukan setiap setahun sekali sejak 2016.
Selain memiliki potensi akan hasil lautnya, Bitung juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). KEK Bitung menjadi pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik dengan lokasinya yang strategis. Luas area KEK bitung mencapai 534 hektare dengan fokus pada industri pengolahan perikanan dan industri kelapa beserta produk turunannya dengan fokus pada pemenuhuhan nasional dan internasional.
Keberadaan KEK Bitung diproyeksikan dapat menarik investasi ke dalam negeri dengan nilai mencapai Rp32,89 triliun. Selain itu, diproyeksikan dapat menyerap tenaga kerja hingga 34.710 pada tahun 2025 mendatang. Kota Bitung juga memiliki Pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo. Pelabuhan ini melayani perjalanan penumpang dan bongkar muat petikemas.