Rudal Jelajah Onyxs, Perusak paling Sulit Dibendung

Pratiwi - Selasa, 25 Juli 2023 07:47 WIB
ilustrasi

KYIV (sijori.id) - Serangan besar-besaran Rusia ke Odesa dalam beberapa hari terakhir benar-benar membuat kerusakan parah di kota pelabuhan tersebut. Rudal jelajah Onyxs menjadi yang perusak paling sulit dibendung dalam serangan kali ini.

Rentetan rudal Rusia ke Odesa dan Mykolaiv telah menandai salah satu serangan terbesar dalam beberapa bulan. Serangan telah menghancurkan banyak target terutama fasilitas pelabuhan dan gudang biji-bijian.

Rusia menggunakan kombinasi sejumlah rudal serta drone dalam gelombang serangan kali ini. Staf Umum Ukraina melaporkan dalam serangan 21 Juli 2023 misalnya, Rusia menggunakan tiga rudal Kaliber, empat rudal Iskander, dan 19 drone Shahed . Rusia juga meluncurkan satu rudal Kh-22, satu rudal S-300 dan enam rudal Onyx. Untuk Kaliber, Iskander dan Shahed Ukraina mengaku bisa menembak jatuh sebagian besar dari mereka. Tetapi tidak untuk Onyx. Dan Kyiv mengakui tidak mampu mengadang rudal tersebut.

Yuriy Ignat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina mengatakan sangat sulit menahan Onyx. Rudal yang sebenarnya dirancang untuk menghancurkan kapal. Rudal ini terbang dengan kecepatan 2.6 Mach atau lebih dari 3.000 km per jam. Saat bergerak, rudal bisa naik tinggi untuk menghemat bahan bakar dan ketika mencapai target dia terbang 10-15 meter di atas air untuk menghancurkan kapal.

Menurutnya, hampir tidak mungkin menembak jatuh rudal Onyx dengan kecepatan tinggi dan ketinggian rendah dengan sistem pertahanan udara yang tersedia di Ukraina. Mereka sejauh ini hanya mengandalkan beberapa cara peperangan elektronik. Itulah mengapa mereka melihat bahwa tidak semua rudal mengenai sasarannya.

P-800 Oniks masih menjadi salah satu rudal anti-kapal paling mematikan saat ini. Versi ekspornya dikenal sebagai Yakhont dan NATO menyebutnya sebagai SS-N-26 Strobile.

Hanya ada sedikit informasi yang bisa didapat tentang senjata ampuh ini. Yang jelas pengembangan P-800 dimulai pada tahun 1983 tetapi baru mulai beroperasi pada awal tahun 2000-an. Rudal sebagian besar telah digunakan di darat atau kapal .

Untuk versi darat, rudal diluncurkan dari sistem rudal pertahanan pesisir Bastion-P. Pada 2017, rudal P-800 Oniks dipasang di kapal selam rudal jelajah bertenaga nuklir kelas Oscar II Rusia. Direncanakan lebih banyak dari kapal selam Rusia ini akan membawa rudal Oniks.

P-800 memiliki sistem panduan yang efektif. Ini rudal adalah fire-and-forget yang berarti platform peluncuran dapat berjalan dengan aman setelah meluncurkan rudal. Di awal penerbangannya, P-800 menggunakan panduan satelit, dan menjelang akhir penerbangan secara aktif melacak targetnya dengan radar. Panduan ini bekerja sangat baik sehingga P-800 memiliki kemungkinan kesalahan hanya 1,5 meter.

P-800 memiliki dua cara berbeda untuk mendekati targetnya. Rudal itu bisa terbang tepat di atas laut sepanjang jalan. Ini mengurangi jangkauannya menjadi 120 kilometer tetapi mengurangi visibilitas radarnya. Atau bisa mulai terbang tinggi dan menukik ke arah sasaran. Metode ini memberi P-800 jangkauan maksimum 300 km. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa P-800 Oniks versi non-ekspor memiliki jangkauan 600 km.

Cepat dan Kuat

P-800 menggunakan sistem propulsi dua tahap yang kuat. Untuk tahap penerbangan awal, ia menggunakan pendorong roket berbahan bakar padat. Sementara untuk jelajah supersonik berkelanjutan rudal menggunakan ramjet berbahan bakar cair. Sistem propulsi ini bekerja dengan sangat baik. Dan kecepatan maksimum yakni sekitar 3000 km /jam akan terlalu cepat untuk semua sistem pertahanan rudal. Termasuk Close-In Weapon Systems.

P-800 memiliki peluang yang sangat tinggi untuk mencapai targetnya. Kecepatan supersoniknya memberinya peluang bagus untuk menghindari sistem pertahanan kapal lainnya. Dia juga disebut memiliki ketahanan yang sangat baik terhadap tindakan serangan elektronik.

Rudal jelajah anti-kapal ini juga membawa hulu ledak yang kuat. Dengan berat antara 200 hingga 250 kilogram, hulu ledak ini dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar pada kapal standar. Selain itu, diyakini bahwa P-800 dapat menggunakan hulu ledak konvensional atau nuklir. Dengan yang terakhir kemungkinan ditujukan untuk kelompok tempur kapal induk jika terjadi perang besar. Penggunaan Onikx untuk serangan di Odesa membuktikan rumor sebelumnya bahwa rudal in I juga memiliki kemampuan untuk serangan darat.

Operator dari rudal ini termasuk Indonesia, Rusia, Suriah dengan Bastion-P, Vietnam juga dengan Bastion-P, dan mungkin Hizbullah. India kemudian mengembangkan versi sendiri yang dikenal sebagai Brahmos. Selain itu China juga memiliki rudal jelajkah anti kapal CX-1 yang tampaknya adalah salinan dari P-800 Oniks atau BRAHMOS.

Bastion-P sendiri memasuki layanan Rusia pada tahun 2010. Rudal P-800 yang digunakan di Bastion-P pada dasarnya tidak berubah. Platform peluncurannya didasarkan pada sasis beroda khusus buatan Belarusia. Ini memberi Bastion-P mobilitas yang sangat baik, termasuk medan yang berat. Kendaraan peluncur Bastion-P membawa dua rudal P-800. (*)

Editor: Pratiwi
Tags rudal hioniksonyxsBagikan

RELATED NEWS