Rusia Usul Pembentukan Negara Palestina Sebagai Solusi Damai

Pratiwi - Rabu, 11 Oktober 2023 16:31 WIB
Kawasan pemukiman Yahudi Pisgat Zeev dan Desa Hizma, Palestina di bagian utara Jerusalem Timur yang dianeksasi Israel dan wilayah Palestina di Al-Ram, Tepi Barat yang diduduki.

RUSIA (sijori.id) - Ketua Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menuju ke Moskow pada hari Minggu, 8 Oktober 2023. Hal itu untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengenai situasi di Gaza setelah kelompok Islam Palestina Hamas melancarkan serangan terbesar terhadap Israel selama bertahun-tahun.

Aboul Gheit, yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Mesir selama tujuh tahun terakhir pemerintahan Hosni Mubarak, akan membahas eskalasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan seorang juru bicara dari Liga Negara Arab yang berbasis di Kairo.

Setelah serangan Hamas pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, Rusia menyatakan keprihatinan besar. Rusia mengimbau Palestina dan Israel untuk menghentikan kekerasan dan menyalahkan Barat karena memblokir Kuartet Timur Tengah.

Moskow mengatakan negosiasi yang tepat diperlukan untuk menciptakan negara Palestina merdeka dalam batas tahun 1967 dengan ibu kota di Yerusalem Timur.

“Kami menganggap eskalasi besar-besaran saat ini sebagai manifestasi lain yang sangat berbahaya dari lingkaran kekerasan yang terus menerus akibat ketidakpatuhan kronis terhadap resolusi-resolusi yang sesuai dari PBB dan Dewan Keamanan PBB. Hal itu serta penghalangan oleh Barat terhadap kerja sama Kuartet Timur Tengah yang terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan PBB,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Maria Zakharova.

Sementara, Lavrov menyatakan pembentukan negara Palestina adalah langkah yang paling bisa diandalkan untuk mencapai perdamaian Israel. Sementara dia juga menekankan konflik bersenjata tidak menjamin keamanan.

Lavrov berbicara dalam sebuah konferensi pers pada Senin, 9 Oktober 2023, bersama dengan Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit. Kunjungan Aboul Gheit ke Rusia terjadi setelah Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel pada Sabtu sebelumnya.

“Menciptakan negara Palestina yang bersatu dengan Israel adalah jalan yang paling dapat diandalkan untuk mengakhiri konflik,” kata Lavrov. “Kami tidak setuju dengan orang-orang yang mengatakan bahwa keamanan hanya dapat dicapai melalui perang melawan terorisme.”

Dia menyatakan Moskow begitu khawatir atas ratusan kematian warga Israel dan Palestina, serta Jalur Gaza sebagai target pembalasan oleh Israel. Lavrov menyatakan Rusia memiliki kekhawatiran serius terkait kebijakan Barat terhadap Israel. “Mereka menyuarakan pentingnya untuk segera menghentikan pertempuran, bahwa Israel harus menghancurkan para teroris,” kata Lavrov.

“Namun, ini telah terjadi sebelumnya. Setelah ketenangan tercapai, mereka tidak sampai pada kenyataan bahwa alasan utama konflik perlu dihilangkan,” katanya. “Isu Palestina harus segera ditangani dan tidak boleh ditunda lagi.”

Sebelumnya, Lavrov menyatakan Rusia dan Liga Arab akan kerja sama untuk menghentikan kekerasan di Israel dan Gaza. Di samping itu, Aboul Gheit menyampaikan kecaman terhadap kekerasan tersebut. “Kami menegaskan perlunya menciptakan prospek politik dan solusi yang adil untuk konflik Palestina-Israel,” ucapnya. (*)

Tags RusiaBagikan

RELATED NEWS