Sepultura akan Tampil pada Gelaran JogjaROCKarta 2023

Pratiwi - Sabtu, 05 Agustus 2023 21:28 WIB
null

(sijori.id) – Promotor JogjaROCKarta 2023 Rajawali Indonesia mengumumkan Sepultura, band asal Brasil yang beraliran thras metal jadi salah satu penampil mancanegara dalam gelaran festival musik rock itu.

Sepultura kini digawangi oleh Paulo Jr. (bass), Andreas Kisser (gitar), Derrick Green (vokal), dan Eloy Casagrande (drum). Mereka akan bergabung dengan band lokal Slank dan BIP untuk menghibur penonton JogjaROCKarta 2023 yang dihelat di Stadion Kridosono Yogyakarta, 30 September mendatang.

Rajawali Indonesia juga masih merahasiakan headliner/penampil utama JogjaROCKarta 2023. Kabarnya promotor bakal mengundang salah satu band rock legendaris dunia. Pasalnya pada edisi sebelumnya mereka juga mampu menghadirkan Megadeth, Scorpions, DreamTheather dan masih banyak lagi.

Saat ini tiket festival musik JogjaROCKarta 2023 sudah memasuki tahap presale 2 dihargai sebesar Rp350 ribu dan dapat dibeli melalui link JogjaROCKartaFestival.com.

Sebetulnya ini bukan kali pertama Sepultura manggung di Indonesia. Tercatat pada tahun 1992 mereka pernah pentas di Jakarta dan Surabaya.

Lalu, seiring silih berganti personel, pada tahun 2012, dengan formasi ini, mereka kembali ke Indonesia dan tampil dihadapan publik Jakarta dan Tenggarong, Kalimantan Timur. Berikut ini kiprahnya seperti dilansir TrenAsia.com dari berbagai sumber, Jumat 04 Agustus 2023.

Kiprah Karir

Sepultura adalah band metal legendaris yang berasal dari Brasil. Band ini didirikan di kota Belo Horizonte pada tahun 1984 oleh bersaudara Max dan Iggor Cavalera bersama Paulo Jr. dan Jairo Guedz. Nama "Sepultura" sendiri diambil dari bahasa Portugis yang berarti "kuburan". Dengan perpaduan gaya thrash metal, death metal, dan groove metal, mereka menciptakan suara yang unik dan menjadi salah satu pelopor musik metal dari Amerika Selatan.

Awal Mula

Mereka awalnya bermain di klub-klub kecil di Brasil sebelum akhirnya merilis album debut yang berjudul "Morbid Visions" pada tahun 1986. Album tersebut menunjukkan potensi besar hingga mendapatkan perhatian di kancah metal internasional. Namun, keberhasilan sejati mereka datang dengan album kedua, "Schizophrenia" (1987), yang menggabungkan pengaruh thrash metal dari Amerika Serikat dengan unsur-unsur khas Brasil.

Album ketiga Sepultura, "Beneath the Remains" (1989), menjadi terobosan utama bagi Sepultura. Album ini diproduksi oleh Scott Burns dan menampilkan perpaduan harmonis antara teknikalitas dan energi yang menggelegar. "Beneath the Remains" meraih kesuksesan besar dan membawa Sepultura menuju panggung internasional. Mereka juga melakukan tur bersama band-band metal terkenal seperti Slayer, Testament, dan Sacred Reich.

Album berikutnya, "Arise" (1991), menjadi langkah maju lainnya bagi Sepultura. Album ini meraup popularitas di seluruh dunia dan memperkuat posisi mereka sebagai salah satu band metal terkemuka. Lagu-lagu seperti "Dead Embryonic Cells" dan "Refuse/Resist" menjadi lagu andalan yang dicintai oleh penggemar metal di berbagai penjuru dunia.

Kejayaan

Namun, di tengah kejayaan mereka, band ini menghadapi perubahan penting ketika Jairo Guedz keluar dan dilarang oleh Andreas Kisser. Meskipun demikian, Sepultura tetap menunjukkan kekompakan dan kreativitas mereka dalam album-album selanjutnya. Album "Chaos AD" (1993) mengeksplorasi suara yang lebih eksperimental dan menampilkan elemen groove metal yang kental. Singel "Refuse/Resist" dari album ini menjadi salah satu lagu ikonik Sepultura yang paling terkenal.

Pada tahun 1996, Sepultura merilis album "Roots", yang menandai tahap penting dalam evolusi musik mereka. Album ini mengeksplorasi elemen musik tradisional Brasil dan menyajikan nuansa etnis yang kuat. Mereka bekerja sama dengan kelompok suku Xavante dalam lagu "Itsari". Namun, setelah merilis "Roots", Max Cavalera memutuskan untuk keluar dari band karena perbedaan kreatif dengan anggota lainnya.
Pembuktian

Meskipun kepergian Max Cavalera menimbulkan keraguan, Sepultura tetap melanjutkan perjalanan mereka dengan Derrick Green sebagai vokalis pengganti. Album-album seperti "Against" (1998) dan "Nation" (2001) menunjukkan bahwa Sepultura tetap kuat dan konsisten dalam menciptakan musik yang kuat dan berpengaruh.

Sepultura terus mengeksplorasi berbagai gaya musik dan menghadirkan pesan sosial dan politik melalui lirik mereka. Album "Roorback" (2003) dan "Dante XXI" (2006) membuktikan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tetap relevan di dunia metal modern.

Selama beberapa dekade, Sepultura telah membuktikan diri sebagai salah satu band metal paling ikonik dan berpengaruh dalam sejarah musik. Dedikasi mereka dalam menciptakan musik yang kuat dan berbicara tentang isu-isu penting telah menginspirasi banyak generasi penggemar metal di seluruh dunia. Dengan perjalanan musik yang mencakup lebih dari empat dekade, Sepultura terus menjadi kekuatan yang tak tergoyahkan dalam dunia metal.

Tags sepulturaBagikan

RELATED NEWS