Singapura Lirik BBK, Investasi Hijau dan Manufaktur Jadi Incaran

Pratiwi - Kamis, 20 November 2025 15:12 WIB
null

SINGAPURA (sijori.id) - Kabar menggembirakan dari negeri jiran, Singapura. CNA mengabarkan bahwa Singapura kian serius melirik Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) sebagai kawasan strategis untuk memperkuat kapabilitas industri mereka. Dari manufaktur berteknologi tinggi sampai energi hijau, semua masuk radar. Gambaran itu mengemuka dalam sebuah forum bisnis yang digelar pekan ini.

Perwakilan Economic Development Board (EDB) Singapura menegaskan bahwa kerja sama lintas batas tak lagi sekadar menjaga rantai pasok tetap tangguh. Lebih dari itu, kolaborasi ini diproyeksikan mampu membuka ruang pengembangan industri yang lebih luas, dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing wilayah.

Sepanjang semester pertama tahun ini, total investasi asing langsung Singapura ke Batam mencapai sekitar US$632 juta. Angka itu ikut ditopang geliat sektor digital—termasuk pembangunan lima pusat data yang berbasis di Singapura, salah satunya di Nongsa Digital Park.

Pusat data di Nongsa ini dijadwalkan beroperasi tahun depan. Kawasan ekonomi khusus digital satu-satunya di Batam tersebut bahkan akan memperluas area hingga tiga hektare untuk menampung gelombang investasi berikutnya. Pemerintah menawarkan insentif pajak dan hak guna lahan hingga 80 tahun demi menarik para penyewa kelas dunia.

BW Digital, perusahaan teknologi yang tengah mengembangkan ekosistem digital lintas negara, menyebut Batam sebagai pasar pertumbuhan yang menjanjikan.
“Johor Bahru sudah lebih matang. Batam masih dini, dan justru itu peluang. Kami mencari pasar yang bertumbuh, dan Batam lebih menarik bagi kami saat ini,” ujar Peter Missingham, Geberal Counsel, BW Digital.


Tak hanya pemain baru, perusahaan besar seperti Schneider Electric juga telah puluhan tahun menjadikan Batam bagian penting rantai produksi mereka. Kombinasi talenta Singapura dan skala produksi Batam menjadi strategi yang terbukti menjaga kelincahan bisnis mereka menghadapi perubahan global.

“Kami rotasi talenta dari Singapura ke Batam. Mereka membangun kompetensi baru, fondasi untuk pertumbuhan karier dan masa depan industri,” ujar Peadeep Singh, Vice Prfesident, Planning & Logistics, East Asia Region, Schneider Electric.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia menegaskan komitmen mempercepat dan mempermudah proses investasi. Regulasi penyederhanaan perizinan dengan service level agreement dan pembentukan task force khusus de-bottlenecking menjadi langkah terbaru untuk memastikan iklim investasi di BBK kian bersahabat.

Di sektor energi hijau, Singapura dan Indonesia juga merapatkan barisan. Keduanya tengah menyiapkan kawasan industri hijau di BBK, memanfaatkan potensi panas bumi dan energi surya. Targetnya jelas: menarik investasi teknologi bersih, termasuk baterai penyimpanan energi, sekaligus membuka jalan bagi perdagangan listrik lintas negara.

BBK pun kembali berada pada peta besar investasi kawasan—bukan saja sebagai hub manufaktur, tetapi juga pintu gerbang ekonomi hijau masa depan. (*)

RELATED NEWS