Solusi China untuk Perdamaian Rusia-Ukraina
MUNICH (sijori.id) - Menteri Luar Negeri China, Wang Yi membeberkan rencana pendamaian untuk dua negara Eropa Timur yang tengah bersitegang, Rusia-Ukraina. Konferensi Keamanan Munich di Jerman, Wang Yi mengatakan bahwa China tidak bisa secara langsung terlibat dalam konflik. Meski begitu, negara tersebut tak semerta-merta tinggal diam.
Wang mengatakan bahwa China akan mengungkapkan solusi untuk perdamaian di kawasan itu yang menyoroti pentingnya kedaulatan semua negara pada peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari mendatang.
Sayangnya, langkah China masih ditanggapi dengan skeptis oleh negara barat. Hal ini terjadi lantaran walaupun China mulai turut campur menangani konflik, tapi negara tersebut tak langsung mengutuk aksi yang dilakukan oleh negara yang menjadi rekan dekatnya, Rusia.
Selain itu, Beberapa politisi dan diplomat meragukan motif China mengingat negara tersebut baru saja terlibat kontroversi balon mata-mata baru-baru ini .
Mengutip Insider Senin, 20 Februari 2023, Wakil Presiden AS Kamala Harris berbicara setelah Wang pada hari Sabtu, menanggapi bahwa AS mengkhawatirkan hubungan yang dalam antara China dengan Rusia sejak perang dimulai. Ia bahkan menyatakan keprihatinan pada China yang menyediakan senjata mematikan ke negara tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan oleh sekjen NATO, Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO. Ia menanggapi dengan mengatakan bahwa l rencana perdamaian China cukup kabur.
"China belum bisa mengutuk invasi itu," katanya sebagaimana dikutip TrenAsia.com.
Namun, orang lain yang hadir memiliki harapan bahwa rencana tersebut pada akhirnya dapat mengarah pada beberapa kemajuan dalam konflik. Dmytro Kuleba, menteri luar negeri Ukraina, mengatakan bahwa China mungkin bisa menjadi sekutu yang membantu dalam mengakhiri invasi.
"Kami percaya bahwa kepatuhan terhadap prinsip integritas teritorial adalah kepentingan fundamental China di kancah internasional," kata Kuleba
Annalena Baerbock, menteri luar negeri Jerman, juga tampaknya menyambut baik rencana China tersebut.
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, China berkewajiban menggunakan pengaruhnya untuk mengamankan perdamaian dunia," kata Baerbock.
Baerbock menambahkan, sebagai aksi selanjutnya, Wang telah membuka pembicaraan secara intensif pada hari Jumat tentang arti perdamaian, termasuk tidak memberi penghargaan kepada penyerang, agresor, tetapi membela hukum internasional dan bagi mereka yang telah diserang.
Sebagaimana diketahui, konflik antara Rusia dan Ukraina mendominasi diskusi di konferensi keamanan yang berakhir pada Minggu lalu. Pada hari Sabtu, AS mengumumkan bahwa Rusia telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam perang yang ditandai dengan ribuan korban sipil. (*)