Solusi Zimbabwe Atasi Dampak El Nino

Pratiwi - Jumat, 09 Februari 2024 19:00 WIB
Seorang wanita bekerja di ladang jagung di sebuah peternakan yang dimukimkan kembali di dekat Chinhoyi, Zimbabwe (Reuters/Philimon Bulawayo)

(sijori.id) - Zimbabwe berharap dapat memanen 2,28 juta metrik ton jagung tahun ini, angka yang cukup untuk memenuhi konsumsi tahunannya. Optimisme itu tak lepas dari promosi praktik pertanian yang bertujuan mengurangi dampak perubahan iklim, seperti pertanian tanpa pengolahan dan pemanenan air.

“Teknik pemanenan air, konservasi tanah dan kelembaban, serta gangguan minimal pada tanah di bawah program ini telah menghasilkan panen yang baik di seluruh negeri,” kata Wakil Menteri Pertanian Zimbabwe Vangelis Haritatos kepada Reuters.

Pertanian tanpa pengolahan tanah meminimalkan gangguan tanah, yang membantu menjaga karbon di dalam tanah dan juga memperkaya keanekaragaman hayati tanah, mengurangi kebutuhan pupuk kimia yang mengeluarkan gas rumah kaca.

Dilansir dari Reuters belum lama ini, Zimbabwe adalah salah satu negara yang paling parah terkena dampak pola cuaca El Nino dan berjuang untuk memberi makan dirinya sendiri.

Zimbabwe menghasilkan 2,3 juta ton jagung tahun lalu. Negara ini membutuhkan 2,2 juta ton biji-bijian pokok setiap tahun untuk konsumsi manusia dan ternak.

Desember lalu, selama kondisi cuaca kering dan panas yang berkepanjangan, Menteri Keuangan Mthuli Ncube mengatakan panen jagung Zimbabwe dapat dikurangi setengahnya menjadi 1,1 juta ton pada tahun 2024 karena kekeringan akibat El Nino.

El Nino, sebuah fenomena iklim alami di mana permukaan air di Pasifik tengah dan timur menjadi sangat hangat, menyebabkan perubahan pola cuaca global, diperkirakan akan mencapai hasil panen selama musim tanam 2023/2024.

Namun, hujan yang turun selama paruh kedua bulan Desember dan sepanjang Januari menghidupkan kembali harapan Zimbabwe akan panen yang baik.

Petani kecil, yang menghasilkan sebagian besar jagung negara itu, menggandakan luas tanamnya menjadi 744.588 hektar pada musim 2023-2024, dari sebelumnya 366.706 hektar, menurut data pemerintah.

“Ini adalah refleksi bahwa petani mengadopsi intervensi tahan iklim yang direkomendasikan, terutama selama kondisi El Nino,”kata kabinet dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa malam, 6 Februari 2024. (*)

Tags El NinoBagikan

RELATED NEWS