Startup Pertahanan Jerman Perkenalkan Drone Tempur Otonom

Pratiwi - Selasa, 30 September 2025 17:20 WIB
Para hadirin menyaksikan saat perusahaan Helsing memperkenalkan sistem tempur udara baru, CA-1 Europa, di Tussenhausen, Jerman, 25 September 2025. / twitter

Tussenhausen (Sijori.id) – Perusahaan rintisan pertahanan asal Jerman, Helsing, memperkenalkan drone tempur otonom terbaru yang diberi nama CA-1 Europa. Kehadiran drone ini menandai langkah Jerman dalam persaingan global mengembangkan sistem tempur tanpa awak yang dapat beroperasi secara mandiri maupun berdampingan dengan pesawat berawak.

Model penuh berukuran besar dari drone berekor V itu ditampilkan di pabrik Helsing dekat Munich, Kamis (25/9/2025). Menurut rencana, uji terbang perdana dilakukan pada 2027 dan bisa siap digunakan untuk kebutuhan militer dalam empat tahun mendatang.

“Kecerdasan buatan mengubah banyak hal dalam kehidupan, termasuk dalam dunia pertahanan. Kunci dari teknologi ini adalah otonomi,” ujar salah satu pendiri Helsing, Gundbert Scherf.

CA-1 Europa digadang-gadang mampu beroperasi sendirian, bergerombol dengan drone lain, atau dalam formasi “wingman” di bawah kendali jet tempur. Kehadirannya menjadi bagian dari tren Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV) yang dinilai lebih murah dan mudah diganti dibandingkan jet tempur konvensional, terutama di wilayah udara yang penuh tantangan.

Langkah Helsing menyusul inisiatif serupa di Amerika Serikat dan Eropa. Angkatan Udara AS sebelumnya menunjuk Anduril dan General Atomics untuk mengembangkan armada Collaborative Combat Aircraft (CCA), sementara Airbus pada Juni lalu memperkenalkan konsep drone pendamping Eurofighter Typhoon.

Helsing berkomitmen menanamkan investasi ratusan juta euro bersama sejumlah mitra Eropa. Namun, perusahaan belum mengungkap detail senjata yang akan dibawa maupun harga jualnya. Pihak Helsing hanya menegaskan biaya pengadaan akan jauh lebih rendah daripada jet tempur biasa.

Peluncuran CA-1 Europa dilakukan di hanggar milik produsen pesawat ringan Grob, yang diakuisisi Helsing pada Juni lalu. Grob dikenal memproduksi pesawat latih militer ringan yang dipakai di 14 negara, dengan ukuran relatif serupa dengan desain drone “wingman” berbobot 3—5 ton.

Helsing berdiri pada 2021 dengan dukungan CEO Spotify Daniel Ek. Awalnya perusahaan ini mengembangkan perangkat lunak AI untuk kebutuhan pertahanan, lalu beralih merancang drone setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sejak saat itu, Helsing telah menghimpun dana lebih dari 1 miliar dollar AS dari investor, termasuk Saab, dan kini menjadi startup pertahanan terbesar di Eropa dengan valuasi mencapai 12 miliar dollar AS menurut Dealroom.

Meski demikian, para analis menilai Helsing masih harus membuktikan kemampuannya menghadirkan produk dalam jumlah besar. Perusahaan mengklaim telah menyerahkan 2.000 unit drone HF-1 dari 4.000 yang dipesan Ukraina. Selain itu, pada Februari lalu Helsing juga mengumumkan produksi 6.000 drone serang HX-2 untuk Ukraina, yang saat ini masih dalam tahap uji coba. (*)

RELATED NEWS