Strategi Aman Perempuan Bepergian Sendiri
(sijori.id) - Menginap di hotel seharusnya memberi rasa aman. Namun, bagi perempuan yang bepergian sendiri, kewaspadaan tetap menjadi kunci. Pelaku kejahatan kerap memanfaatkan kelengahan tamu, terutama di area publik hotel. Ada sejumlah kebiasaan sederhana namun efektif yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko.
Kewaspadaan dimulai bahkan sebelum proses check-in. Pilih parkir di area depan hotel yang terang dan terpantau kamera. Gunakan pintu utama setiap keluar-masuk hotel. Hindari lorong sepi, pintu samping, atau tangga darurat yang minim pengawasan.
Saat check-in, jaga jarak aman dengan orang di sekitar. Meski petugas hotel tidak menyebutkan nomor kamar secara lisan, informasi tersebut tertulis di sampul kartu kunci. Pastikan tidak ada orang lain yang dapat melihatnya.
Di lift, jangan langsung menekan tombol lantai sebelum pintu tertutup. Bila ada orang lain masuk, biarkan mereka memilih lantai terlebih dahulu. Berdirilah dekat panel tombol dan perhatikan letak tombol darurat.
Jika merasa diikuti hingga lantai tujuan, tetaplah berada di dalam lift dan kembali ke lobi.
Setibanya di kamar, lakukan pengecekan singkat. Pastikan tidak ada orang yang mengikuti Anda. Segera pasang tanda Do Not Disturb dan kunci pintu. Gunakan beberapa menit pertama untuk memeriksa sudut-sudut kamar, termasuk lemari, balik tirai, serta kondisi kunci dan deadbolt. Perhatikan bila ada tanda-tanda kerusakan atau bekas bongkaran.
Bagi yang ingin perlindungan ekstra, tersedia alat pemindai portabel untuk mendeteksi kamera tersembunyi atau mikrofon ilegal. Perangkat ini kini mudah didapat dan relatif terjangkau.
Menjelang malam, pertimbangkan memasang alarm pengganjal pintu. Alat ini akan berbunyi keras jika ada upaya membuka pintu dari luar, sekaligus memberi efek kejut bagi pelaku.
Langkah-langkah sederhana ini dapat membuat perjalanan lebih tenang dan aman. Waspada bukan berarti takut, melainkan cerdas menjaga diri. (*)
