Strategi PGN Genjot Pemanfaatan Gas Bumi Menuju Energi Bersih

Pratiwi - Senin, 04 Agustus 2025 20:59 WIB
null

batampos – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus menggenjot pemanfaatan gas bumi yang berpeluang menjadi energi prioritas dalam upaya mencapai swasembada energi nasional. Hal ini sejalan dengan target bauran energi nasional yang memproyeksikan porsi gas bumi sebesar 22% pada tahun 2025.

“Gas bumi merupakan fossil fuel dengan tingkat emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya. Sejalan dengan bauran energi tersebut, terdapat porsi yang cukup besar bagi gas bumi untuk dimanfaatkan sebagai energi prioritas,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, dalam ajang Energi Mineral Festival 2025 pekan lalu.

Rosa mengungkapkan bahwa PGN telah menetapkan strategi prioritas untuk pertumbuhan perusahaan dalam lima tahun mendatang. Rencananya, akan dibangun sejumlah infrastruktur baru untuk memastikan gas bumi dapat disalurkan kepada pelanggan serta memberikan manfaat dekarbonisasi yang signifikan. Salah satu inisiatif tersebut adalah pembangunan jaringan gas (jargas) rumah tangga guna mengurangi penggunaan bahan bakar tinggi emisi seperti LPG dan minyak tanah (kerosin).

Jika jumlah pelanggan jargas mencapai 1 juta Sambungan Rumah (SR), diperkirakan akan terjadi penurunan emisi karbon sekitar 380 ribu ton CO₂ pada tahun 2034. Hingga akhir 2024, PGN telah menyambungkan lebih dari 815.000 rumah tangga, dengan total panjang pipa jargas mencapai 20.000 km. “Kami menargetkan penambahan sekitar 450 ribu sambungan rumah tangga dalam lima tahun mendatang,” ujar Rosa.

Di samping itu, PGN tengah mengembangkan produk energi baru berupa biomethane. Biomethane berasal dari limbah agrikultur, seperti kelapa sawit, jerami, dan kotoran hewan, yang diolah menjadi biogas. Nantinya, biomethane akan diinjeksi ke dalam jaringan pipa gas bumi eksisting. “Rencananya, biomethane ini akan on stream pada tahun 2027 sebagai bagian dari inisiatif menuju Net Zero Emission,” jelas Rosa.

“Melalui strategi Step Out, kami juga mulai masuk ke bisnis turunan gas bumi atau green energy, seperti amonia dan hidrogen (H₂). Karena ini merupakan bisnis baru bagi PGN, kami memilih pendekatan kemitraan. Dengan kemitraan yang tepat, teknologi baru dapat diterapkan, dan risiko saat memasuki bisnis baru bisa diminimalkan,” tambahnya.

Sejumlah proyek pengembangan infrastruktur gas bumi yang sedang digarap PGN antara lain Pipa Tegal–Cilacap, serta rencana pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi LNG di Pulau Jawa. Untuk LNG, PGN terus berupaya menyalurkan pasokan—sebagian besar berasal dari wilayah Indonesia timur—kepada pelanggan, termasuk di Pulau Jawa yang memiliki tingkat permintaan sangat tinggi. Sementara itu, gas alam terkompresi (CNG) diutamakan untuk disalurkan ke sektor horeka (hotel, restoran, dan kafe), UMKM, serta kebutuhan komersial lainnya.

“Apabila pemanfaatan gas bumi dalam bentuk CNG maupun LNG dikombinasikan, hal ini akan membantu pemerintah menurunkan level subsidi,” ujar Rosa.

PGN melihat kebutuhan energi nasional akan terus meningkat, dan gas bumi sebagai energi transisi menjadi pilihan utama dalam mendukung pengembangan energi bersih. PGN pun optimistis bahwa investasi dalam perluasan pemanfaatan gas bumi sejalan dengan cita-cita pemerintah.

“Visi PGN adalah menjadi penyedia gas bumi sebagai energi transisi menuju bumi yang berkelanjutan. Kami berkomitmen memastikan gas bumi yang ramah lingkungan dapat disalurkan kepada pelanggan, mulai dari sektor industri hingga rumah tangga,” tutup Rosa. (*)

Tags PGNBagikan

RELATED NEWS