Tahun Ini, Kemenhub Membuka 107 Trayek Kapal Perintis

Pratiwi - Senin, 29 Januari 2024 09:23 WIB
null

JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) membuka 107 trayek kapal perintis pada tahun 2024. Layanan tersebut berfungsi untuk mewujudkan konektivitas antar wilayah terpencil di Indonesia.

Keberadaan kapal perintis tersebut juga sebagai dedikasi untuk aksebilitas masyarakat di daerah terpencil serta wilayah terpencil yang tidak dijangkau oleh kapal-kapal swasta.

“Kami memahami betapa pentingnya konektivitas transportasi di wilayah terpencil. Dengan menyelenggarakan angkutan laut kapal perintis, kami berusaha mendekatkan layanan transportasi kepada masyarakat yang berada di daerah-daerah terisolasi, di mana akses darat mungkin terbatas,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Antoni Arif Priadi dalam keterangannya, Sabtu 27 Januari 2024.

Dari 107 trayek yang dioperasikan, kapal perintis tersebut menyinggahi 43 pelabuhan pangkal dan melayani lebih dari 496 pelabuhan singgah yang tersebar di 22 provinsi seluruh Indonesia. “Ditjen Hubla berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan angkutan laut kapal perintis guna memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tegas Antoni.

Antoni menjelaskan bahwa salah tulang punggung konektivitas transportasi di Indonesia yang terus menjadi fokus utama Ditjen Hubla salah satunya adalah Kapal Perintis. “Komitmen ini untuk meningkatkan layanan ini guna memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia khususnya di wilayah terdepan, terluar, terpencil dan perbatasan (3TP),” papar Antoni.

Efisiensi Jumlah Perjalanan

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Hendri Ginting mengatakan trayek kapal perintis yang dibuka oleh Ditjen Hubla mengalami penyesuaian dari 117 trayek menjadi hanya 107 trayek. “Pemilihan trayek dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah kapal perintis yang laik laut, sebanyak 100 unit kapal perintis milik negara, dan 7 unit kapal milik Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Perhubungan,” papar Hendri.

Menurutnya, penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan irisan jaringan trayek yang berhimpitan dan tingkat keterisian penumpang/barang pada pelabuhan singgah. “Meskipun telah dilakukan efisiensi jaringan trayek, namun dipastikan bahwa tiap-tiap pelabuhan singgah yang diusulkan oleh pemerintah daerah tetap terlayani oleh kapal perintis,” imbuhnya.

Dari hasil efisiensi itu, seluruh trayek angkutan laut perintis akan dilayani dengan menggunakan jenis kapal penumpang pada tahun 2024. Selain itu, berdasarkan hasil hasil evaluasi terhadap 116 unit kapal milik Ditjen Hubla sebanyak 99 unit kapal laik laut dinyatakan siap operasi. Sedangkan satu unit kapal masih dalam proses penyelesaian pembangunan, yaitu KM Sabuk Nusantara 74.

Ditjen Hubla mengatakan akses ke wilayah terpencil yang sulit dijangkau melalui jalur darat atau udara dapat ditempuh melalui Kapal Perintis. Kapal Perintis membuka masyarakat di wilayah terpencil untuk terhubung dengan pusat-pusat ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi lokal melalui perdagangan, pariwisata, dan sektor lainnya dapat terdorong. (*)

RELATED NEWS