Tidur Lama tapi masih Ngantuk, Kok Bisa?!
JAKARTA (sijori.id) - Tidur menjadi kegiatan sangat penting untuk kesehatan seseorang. Biasanya, kantuk datang ketika seseorang merasa lelah.
Rasa kantuk bisanya bisa menjadi alarm agar Anda memulihkan energi dengan tidur siang atau memastikan tidur nyenyak di malam berikutnya. Namun, rasa kantuk menjadi tidak wajar saat Anda sudah cukup beristirahat.
Rasa kantuk berlebihan dikenal dengan nama hipersomnia. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), gejala ini merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan episode kantuk berlebihan di siang hari atau tidur malam yang lama, yakni lebih dari 11 jam.
Gangguan ini bisa berakar pada gangguan neurologis atau bisa juga akibat dari kebersihan tidur yang buruk dan faktor gaya hidup lainnya.
Tidak diketahui secara pasti berapa banyak orang yang mengalami kantuk berlebihan, namun, direktur medis dari Indiana Sleep Center Dr. Abhinav Singh mengatakan kepada bahwa hipersomnia tampaknya merupakan kondisi yang relatif umum. Dari seluruh populasi bumi, kisaran10% hingga 20% orang dewasa mengalami gangguan ini.
Dikter umum asal Inggris, dr. Anita Raja mengatakan bahwa gejala hipersomnia tidak boleh diabaikan. Pasalnya, gangguan ini dapat memiliki efek buruk pada suasana hati, konsentrasi, hubungan, dan tingkat energi seseorang.
"Jika Anda merasa lelah di siang hari meski sudah tidur nyenyak, atau sering tidur siang tapi masih merasa lelah, silakan hubungi dokter," ujar Raja seperti dikutip TrenAsia.com dari LiveScience Kamis, 26 Januari 2023.
Selain rasa kantuk berlebih, gejala lain dari hipersomnia bisa meliputi kecemasan, sifat lekas marah, tingkat energi rendah, gelisah, kesulitan bicara, tak selera makan, halusinasi, masalah memori, hingga gangguan sosial.
Meski bukan dikategorikan sebagai gangguan yang mengancam jiwa, NINDS mengatakan Hipersomnia dapat menyebabkan konsekuensi serius, Salah satunua adalah kecelakaan akibat tertidur saat mengemudi. (*)