Transaksi GoTo Senilai Rp161 triliun pada kuartal III-2022, Naik 33%
JAKARTA (sijori.id) – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membukukan Total Nilai Transaksi (GTV) senilai Rp161 triliun pada kuartal III-2022, naik 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Secara kuartalan, GTV GOTO juga naik 7% dibandingkan dengan kuartal II-2022. Selain itu, pendapatan bruto tumbuh 30% dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi Rp5,9 triliun.
Pada saat yang sama, EBITDA grup yang disesuaikan pada kuartal ini tercatat 44 basis poin lebih baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Kami mencatat kinerja kuat di kuartal ketiga, sehingga mempercepat langkah menuju profitabilitas, seiring dengan pertumbuhan pendapatan dan berkurangnya rugi EBITDA yang disesuaikan,” kata Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo dalam keterbukaan informasi, Senin 21 November 2022.
Andre memaparkan, rugi EBITDA yang disesuaikan mengecil 10% menjadi Rp3,7 triliun pada kuartal III-2022 dibandingkan dengan Rp4,1 triliun pada kuartal sebelumnya. Dengan demikian GOTO membukukan perbaikan pada rugi EBITDA yang disesuaikan sebanyak tiga kuartal berturut-turut.
Jumlah ini setara dengan penurunan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar 11% dibandingkan dengan rugi EBITDA yang disesuaikan senilai Rp4,2 triliun pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Capaian ini dikontribusikan oleh penghematan beban usaha.
Perseroan mencatatkan penghematan sebesar Rp269 miliar sepanjang tahun berjalan, termasuk penghematan sebesar Rp144 miliar dari beban operasional.
Dirinci berdasarkan segmen bisnisnya, GTV On-Demand Services tumbuh mencapai Rp15,7 triliun pada kuartal III-2022, tumbuh 24% secara tahunan. Di mana pertumbuhan khusus layanan mobilitas tumbuh 111% dari periode yang sama tahun lalu, dengan tingkat pemulihan sebesar 94% dari tingkat prapandemi COVID-19.
Sementara segmen e-commerce mencatatkan pertumbuhan GTV sebesar 15% secara tahunan pada kuartal III-2022. Segmen Financial Technology juga mencatat pertumbuhan GTV sebesar 78% menjadi Rp97,1 trilun dari semula Rp54,7 triliun. (*)