Tsar Nicholas II, Kaisar Terakhir Rusia

Pratiwi - Senin, 29 Januari 2024 08:52 WIB
null

Pemerintahan Tsar Nicholas II menandai babak terakhir dinasti Romanov dan era pemerintahan kekaisaran di Rusia. Dilahirkan pada 18 Mei 1868, Nicholas Alexandrovich Romanov naik takhta pada tahun 1894, menggantikan ayahnya, Tsar Alexander III.

Selama masa pemerintahannya dari tahun 1894 hingga 1917, Tsar Nicholas II terus dibayangi oleh ketidakstabilan politik, tantangan ekonomi, dan akhirnya, Revolusi Rusia yang mengakibatkan kejatuhan keluarga Romanov.
Masa Awal dan Naik Takhta

Dilansir dari Ensiklopedia Britanica, Jumat, 26 Januari 2024, Nicholas II tumbuh dalam lingkungan yang berkecukupan, dikelilingi oleh kemewahan di istana kekaisaran Rusia. Ia menikahi Alexandra Feodorovna, seorang putri Jerman, pada tahun 1894, memperkuat hubungan antara keluarga Romanov dan kerajaan Eropa. Namun, pernikahan mereka dihadapkan pada tantangan awal, terutama dengan kelahiran putra dan pewaris mereka, Alexei, yang menderita hemofilia.

Nicholas mewarisi Rusia yang sedang berjuang dengan disparitas sosial dan ekonomi. Kekaisaran yang luas menghadapi proses industrialisasi, tetapi manfaat dari kegiatan industri negara didistribusikan tidak merata, menyebabkan ketidakpuasan luas di antara rakyat jelata dan kelas pekerja.

Tahun-tahun awal pemerintahan Nicholas ditandai oleh krisis eksternal dan internal. Perang Rusia-Jepang (1904-1905) berakhir dengan kekalahan militer dan menumbuhkan ketidakpuasan di dalam negeri.

Puncak dari ketidakpuasan ini adalah Minggu Berdarah yang terkenal pada tahun 1905, di mana para demonstran yang menuntut kondisi kerja yang lebih baik ditembaki oleh Imperial Guard di St. Petersburg.

Dalam upaya meredakan ketegangan, Nicholas dengan setengah hati memberikan izin pendirian Duma Negara, parlemen terpilih pertama Rusia, pada tahun 1906.
Perang Dunia I dan Runtuhnya Kekaisaran Rusia

Perang Dunia I lebih memperburuk pemerintahan Nicholas. Konflik tersebut memberikan tekanan besar pada sumber daya Rusia dan membuka tabir kelemahan sistem pemerintahan kekaisaran.

Saat Nicholas mengambil komando militer secara pribadi, ibu kota ditinggalkan di tangan istrinya Alexandra dan orang kepercayaannya Rasputin, sosok mistik yang mempengaruhi keluarga kerajaan dan memperburuk ketidakpuasan rakyat.

Pada tahun 1917, kombinasi antara kondisi kelelahan perang, kelangkaan pangan, dan ketidakstabilan politik mencapai titik puncaknya. Pada bulan Februari, protes massal dan pemberontakan meluas mengakibatkan pengunduran diri Nicholas. Dinasti Romanov, yang telah berkuasa di Rusia selama lebih dari tiga abad, berakhir dengan cepat.

Setelah turun tahta, Nicholas, Alexandra, dan anak-anak mereka ditempatkan di bawah tahanan rumah. Pada Juli 1918, seiring eskalasi Perang Saudara Rusia, keluarga tersebut dieksekusi oleh kaum Bolshevik di Ekaterinburg.

Warisan Nicholas II tetap menjadi subjek perdebatan sejarah. Beberapa menganggapnya sebagai penguasa yang berusaha baik namun tidak efektif, sementara yang lain mengkritik kecenderungannya yang autokratik dan penanganannya yang buruk terhadap krisis. Bagaimanapun, pemerintahannya menandai akhir dari era sejarah kekaisaran Rusia, membuka jalan bagi pendirian Uni Soviet dan transformasi lanskap politik negara tersebut. (*)

Tags Tsar Nicholas IIBagikan

RELATED NEWS