Univesiti Muhammadiyah Antarbangsa Malaysia Berdiri
JAKARTA (sijori.id) - Muhammadiyah, resmi memiliki sebuah perguruan tinggi di Malaysia.
Namanya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Sebenarnya, dalam pendaftarannya diajukan dengan nama Univesitas Muhammadiyah Antarbangsa Malaysia (UMAM) tapi dalam surat keputusan resmi disebut Universiti Muhammadiyah Malaysia dengan singkatan UMAM.
Wakil Sekretaris PWM Jatim Prof Dr Biyanto MAg mengatakan, dengan berdirinya UMAM, berarti langkah internasionalisasi pendidikan tinggi Muhammadiyah di manca negara telah dimulai.
“Semoga UMAM menjadi penanda dimulainya pengembangan pendidikan tinggi Muhammadiyah di luar negeri. Setelah ini semoga pendidikan Muhammadiyah di Australia dan negara lain bisa menyusul,” ujarnya seperti dilansir PWMU.CO Selasa (10/8/21) malam.
Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono MM yang menjadi Sekretaris Board of Governance—semacam BPH (Badan Pengurus Harian)—UMAM menjelaskan, surat kelulusan yang sudah beredar luas di medos itu, hari Rabu (11/8/2021) ini akan dikirim ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hal itu dibenarkan Prof Dr Syafiq A. Mughni MA, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadyah yang juga anggota Board of Governance UMAM.
“Kata Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Malaysia, kemarin surat izin sudah ditandatangani. Hari ini akan dikirim. Sebagai anggota dari Board of Governance, insyaallah saya ikut mengawal. Mohon doa semoga lancar,” ujarnya.
Sukadiono menjelaskan, pada Selasa 10 Agustus 2021 atau bertepatan dengan 1 Muharam 1443 telah dilakukan rapat koordinasi secara daring yang dihadiri berbagai pihak.
Hadir antara lain Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nasir MSi, Raja Muda Perlis Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail, dan Mufti Perlis Prof Dato ‘Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin atau yang lebih dikenal dengan Dr MAZA.
Dalam akun Instagram-nya drmaza_offical, Dr MAZA menulis: “Hari ini 1 Muharam 1443, mengukir sejarah. Universiti pertama Muhammadiyah di Malaysia yang akan ditubuhkan di Perlis telah diluluskan oleh KPT (Kementerian Pengajian Tinggi atau Kementerian Pendidikan Tinggi) Malaysia. Ia menjadi jembatan antara Perlis, juga rakyat Malaysia dan Selatan Thailand dengan Indonesia dalam mengukuhkan hubungan umat serumpun dan meneruskan agenda membangunkan kekuatan umat yang besar ini.”
(*)
