Untuk Start Up; Mending Akuisisi Ketimbang IPO
JAKARTA (sijori.id) - Managing Partners of MDI Ventures Kenneth Li mengungkapkan bahwa sejumlah investor modal ventura lebih menyukai perusahaan rintisan (start up) untuk melakukan akusisi ketimbang melantai di bursa melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Hal itu disampaikan oleh Kenneth dalam acara Exit Mechanisms for Investors & Start Up Companies (IPO vs Acquisition), Selasa, 6 Desember 2022.
Menurut Kenneth, perusahaan start up yang melakukan akuisisi pada umumnya mengalami peningkatan valuasi yang lebih baik dan konsisten ketimbang yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 25/2017 yang mewajibkan penguncian (lock up) atas saham pra-IPO pun menjadi salah satu faktor yang membuat modal ventura lebih menyukai start up untuk melakukan akuisisi ketimbang melantai di bursa.
"Kami lebih memilih akuisisi, kenapa? Karena itu clean. Uangnya langsung masuk sementara IPO harus menunggu delapan bulan lagi dan belum tentu masih menguntungkan saat pertama join," ujar Kenneth.
Meski demikian, Kenneth juga mengingatkan bahwa kecenderungan tersebut tidak selalu berlaku kepada semua perusahaan.
Baik IPO maupun akuisisi, keduanya tetap memiliki nilai tambah masing-masing dan bisa menjadi strategi yang potensial untuk menarik minat pembiayaan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura (Amvesindo) Eddi Danusaputro pun menuturkan hal senada.
Start up yang lebih memilih akuisisi dibanding IPO dinilai Eddi dapat memutarkan uangnya dengan lebih cepat tanpa harus menunggu periode lock up berakhir.
"Sebagai modal ventura, itu bukan uang kami melainkan investor. Jadi uangnya harus diputar terus," kata Eddi.
Eddi pun mengatakan bahwa IPO bukanlah tujuan akhir dari perusahaan start up. Pasalnya, pendanaan masih bisa diperoleh melalui fundraising.
Selain itu, yang paling utama tentunya adalah dengan menjadi perusahaan start up yang menghasilkan laba.
"IPO bukan akhir dari tujuan untuk mendapatkan keuntungan," tutur Eddi. (*)